Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 05 Februari 2022 | 12:36 WIB
Ilustrasi omicron (pixabay.com)

SuaraBali.id - Meskipun kasus Covid-19 di Bali cukup tajam belakangan ini, belum ada penelitian di Bali yang memastikan bahwa varian virus ini sudah masuk di Bali. Salah satu upaya mengetahui penyebaran, Bali telah mengirim semua sampel Covid 19 yang dicurigai varian baru dikirim ke Litbangkes Kementerian Kesehatan.

"Kita antisipasi secepatnya adalah bagaimana mendeteksi Omicron, karena di Bali belum ada yang bisa mendeteksi Omicron ini," ungkap Direktur Utama Rumah Sakit Universitas Udayana, Prof. Dr.dr. Dewa Made Sukrama saat diwawancarari secara daring pada, Jumat (4/1/2022) sebagaimana diwartakan beritabali.com – Jaringan Suara.com.

Namun melihat dari karakteristik penularan covid 19 belakangan ini, dia mengakui bahwa identik dengan Omicron. Yakni memiliki tingkat penularan yang cepat, namun atau tingkat keparahan relatif rendah.

Namun demikian lonjakan kasus menurutnya juga harus diwaspadai oleh pemerintah dan masyarakat Bali. Terhadap banyaknya masyarakat Bali yang terpapar Covid 19, dia mengatakan RS Unud telah menyiapkan fasilitas perawatan pasien Covid 19 dengan kapasitas maksimal mencapai 70 bed.

Hingga saat ini sudah tersedia 34 bed, namun pihaknya telah bersiap-siap untuk menyediakan ruang-ruang perawatan untuk pasien Covid 19 untuk mengantisipasi lonjakan kasus yang lebih ekstrem.

"Saat ini telah terisi 26% dari kapasitas 34 bed. Kami sedang siapkan untuk menambah berat lagi," ujarnya.

Dia menegaskan bahwa gedung perawatan pasien Covid 19 berbeda dengan gedung perawatan untuk pasien umum.

Load More