Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Selasa, 08 Februari 2022 | 18:45 WIB
Gubernur Bali I Wayan Koster saat memberikan keterangan kepada awak media di Jayasabha Denpasar, Selasa (22/12/2020) (Antaranews/Rhisma)

SuaraBali.id - Gubernur Bali Wayan Koster akhirnya mengakui bahwa virus Covid-19 varian Omicron telah menyebar di Bali. Masuknya Omicron ini menurutnya tidak lepas dari aktivitas pariwisata pada akhir tahun 2021.

Hal ini karena banyaknya aktivitas untuk merayakan malam tahun baru. Aktivitas pariwisata itu berlangsung hingga 8 Januari 2022.

Dalam jumpa pers pada Selasa 8 Februari 2022 di rumah jabatan Gubernur Bali Jalan Surapati Nomor 1 Denpasar. Gubernur mengatakan bahwa virus ini muncul 3 minggu sejak tahun baru berakhir.

"Munculnya juga sekitar 3 minggu sejak tahun baru berakhir di Provinsi Bali," ujarnya sebagaimana diwartakan beritabali.com – Jaringan Suara.com.

Hingga akhirnya pada 15 Januari sampai 25 Januari temuan kasus positif Covid 19 mulai meningkat dan menyentuh 2 digit. Dan selanjutnya meningkat hingga menuju angka 4 digit.

Menurutnya kasus aktif kini mencapai 4 digit, atau di angka ribuan.

"Omicron itu, saya kira itu sudah omicron perkembangan yang sangat cepat, itu kira-kira dalam waktu percepatannya itu yang luar biasa dalam satu minggu belakangan ini," ungkapnya.

Hal itu juga menurut referensi pandemi yang terjadi di sejumlah negara, dan juga yang terjadi di Jakarta.

"Meskipun belum keluar semua hasil lab-nya tapi kira-kira itu menunjukkan gejala pola varian Omicron," imbuhnya.

Namun ia tetap bersyukur karena tingkat kesakitan dari varian Omicron ini relatif rendah.

Hampir 90% dari mereka hanya mengalami gejala ringan. Hanya 10% yang gejalanya sedang dan 10% di antaranya masuk rumah sakit yang ternyata juga sebagai sel adalah jaringan.

"Jadi ada orang yang hanya sedikit batuk batuk, sakit tenggorokan masuk rumah sakit.  Jadi kalau itu sebenarnya tidak perlu rumah sakit, kalau itu disaring lagi, saya kira yang masuk rumah sakit itu tidak mencapai 10%," terangnya.

Dalam rangka mengatasi situasi tersebut, dia telah berkoodinasi bersama Kapolda dan Pangdam IX/ Udayana untuk mengeluarkan instruksi Gubernur terkait penanganan Covid 19.

"Walaupun gejala ringan, itu harus masuk ke isolasi terpusat, tidak boleh isolasi mandiri. Jadi harus isolasi terpusat, yang masuk rumah sakit hanya yang gejala sedang dan gejala berat," tegasnya.

Dia menilai bahwa tingkat kesembuhannya sekarang ini sudah semakin meningkat, sudah sesuai dengan pola kenaikan kasusnya mulai dua hari belakangan ini. Menurutnya dalam dua hingga tiga pekan grafik tambahan kasus dapat terkendali.

Sedangkan untuk tingkat kematian, dia mengakui bahwa mengalami peningkatan. Dari yang sebelumnya rata-rata 0,3 persen dari tambahan warga positi, belakangan ini rata-rata satu persen per hari.

Mereka yang meninggal tersebut dari investigasi sebagian besar belum menjalani vaksinasi, memiliki komorbid atau penyakit bawaan, serta usia lanjut.

Maka dari itu dia mengajak masyarakat lanjut usia untuk menjalani vaksinasi Covid 19.

"Bagi warga usia lanjut yang memenuhi syarat vaksin agar segera divaksin," imbuhnya.

Untuk di Bali, vaksinasi regulernya dosis pertama sudah mencapai 104%, suntik kedua sudah mencapai 94% kemudian vaksinasi untuk usia lanjut pertama sudah mencapai 84% kedua sudah mencapai 74%.

Untuk vaksinasi anak usia 6 sampai 11 tahun pertama sudah mencapai 105% dan pasien kedua sudah mencapai 93%.

Load More