Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 28 Januari 2022 | 12:23 WIB
Ilustrasi Jet Pribadi. [Foto : Istimewa]

SuaraBali.id - Penonton MotoGP kebanyakan adalah mereka dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Maka tidak heran jika ada orang-orang tertentu yang memilih menonton event besar itu menggunakan jet pribadi. Mereka ingin terbang langsung menggunakan private jet (jet pribadi) ke Bandara Internasional Lombok (BIL) pada Maret ini untuk menonton MotoGP.

Sebagaimana dikutip dari beritabali.com – Jaringan Suara.com, para penonton VVIP MotoGP ini mengatakan tidak ingin tujuan Jakarta atau Bali, tetapi langsung ke Lombok.  Hal ini diungkapkan oleh seorang pelaku usaha pariwisata Smart Destination Marketing, Askar Dg, Kamis (27/1/2022).

Menurutnya ia telah menerima permintaan bantuan pendaratan di Bandara Internasional Lombok (BIL). Dikatakannya bahwa beberapa penonton MotoGP Mandalika ingin terbang langsung menggunakan private jet ke BIL.

Calon penonton MotoGP Indonesia di Pertamina Mandalika International Street Circuit (Sirkuit Mandalika) itu berasal dari berbagai negara.  Diakui Askar sudah ada dua relasinya yang sudah minta fasilitas mendarat langsung di BIL, mereka adalah tamu dari Korea dan Jerman.

"Mereka mengatakan tidak ingin tujuan Jakarta atau Bali, tetapi langsung ke Lombok," jelasnya.

Sedangkan juru bicara PT Persero Angkasa Pura I BIL, Arif Haryanto, mengaku belum mendapat info terkait penyambutan penonton MotoGP Mandalika.

"Kalau untuk pembalap dan official, menggunakan charter flight dengan skema bubble," ujar Arif Haryanto, Kamis (27/1/2022).

Senada dengan Arif, beberapa pelaku pariwisata di sana masih belum mendengar adanya perlakuan khusus penonton MotoGP Indonesia yang ingin terbang langsung ke Lombok.

Menurut Ketua Asosiasi Travel Agent Indoneisa Nusa Tenggara Barat (NTB), Sahlan M Shaleh ia juga belum tahu tentang bisa atau tidaknya penerbangan private jet langsung dari luar negeri ke Lombok.

"Saya belum tahu bisa tidaknya," ucapnya.

Di sisi lain Ketua Asosisasi Perusahaan Perjalanan Wisata (ASITA) NTB, Dewantoro Umbu Joka mengatakan aturan ini urusan pemerintah pusat.

"Kalau pemerintah pusat mau penonton dari luar datang, harus dari sekarang info tentang karantina," ucapnya.

CEO A&T Tour Travel, Awanadhi Aswinabawa mendorong adanya inisiasi travel bubble antara Lombok-Australia atau Lombok-Malaysia. Travel bubble yang dimaksud adalah point-to-point yang merupakan semacam kesepakatan bilateral untuk perjalanan. Karena selama ini sepengetahuannya, semua warga negara asing harus tetap mengikuti aturan karantina yang berlaku.

 "Saat ini belum ada karantina di Lombok. Jadi harus di Jakarta atau Bali," ucapnya.

Load More