SuaraBali.id - Salah satu destinasi wisata di Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat adalah Desa Wisata Bonjeruk yang berada di kecamatan Jonggat. Lokasi ini mulai dilirik wisatawan dan masuk dalam 50 Anugerah Desa Wisata Terbaik Indonesia (ADWI) 2021 yang diadakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Desa wisata Bonjeruk memiliki sejarah dimana saat masa kolonial Bonjeruk pernah menjadi pusat pemerintah Kedistrikan Hindia Belanda.
"Para pengunjung akan berkesempatan melihat banyak bangunan tua bergaya arsitektur Eropa, yang tentunya menjadi pemandangan menarik bagi wisatawan karena kontras dengan suasana pedesaan," kata Ketua Harian Pokdarwis Wirajaya Putrajaya Jonggat, Rabu (9/12/2021).
Salah satu bangunan tersebut yakni gapura berwarna krem bertuliskan ‘Bondjeroek den 10 mei’ dengan angka tahun 1933. Bangunan ini didirikan pada 1933, sebagai gerbang masuk menuju komplek perumahan dengan desain art deco peninggalan Belanda.
"Rumah ini diketahui dari sejarahnya merupakan lokasi pusat pemerintahan tingkat Distrik Jonggat yang dipimpin oleh putra setempat, Lalu Serinata. Dia lah yang kemudian menjadi Bupati Lombok Tengah pertama," katanya.
Bangunan ini akan dimaksimalkan keberadaannya.
"Saat ini kami sedang tata, ke depan kami akan bangun museum, sehingga bisa melihat lebih jauh tentang sejarah yang ada," katanya.
Selain wisata sejarah, Desa Wisata Bonjeruk juga punya potensi wisata agro berkat alamnya yang subur. Bonjeruk menawarkan pengalaman agrowisata yang beragam.
Mulai dari kegiatan pertanian, perkebunan buah, persawahan, dan perdagangan hasil bumi yang juga bisa disaksikan langsung di Bonjeruk.
Baca Juga: Pengungsi Banjir Lombok : Kami Benar-benar Membutuhkan, Barang Habis Diterjang Banjir
"Wisatawan juga bisa mencicipi langsung buah-buahan segar yang dipetik seketika dari kebun desa," katanya.
Tak cuma itu, wisatawan pun bisa bersepeda di antara hamparan perkebunan dan sawah yang bertumpuk-tumpuk menjadi daya tarik utama di Bonjeruk. Permainan tradisional seperti gasing dan enggrang juga kerap dimainkan warga.
"Serta Membaca Lontar yang merupakan tradisi membacakan sebuah kisah hikayat menggunakan Bahasa Sasak," katanya. (ANTARA)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Apa Jasa Raden Aria Wirjaatmadja bagi BRI? Begini Kisahnya
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu