SuaraBali.id - Peristiwa Bom Bali II adalah serangkaian pengeboman yang terjadi di Bali untuk kedua kalinya setelah 2002. Peristiwa kelam ini terjadi 1 Oktober 2005 di tiga lokasi. Yaitu satu di kawasan Kuta dan dua di Jimbaran.
Dikutip dari Beritabali.com, jaringan SuaraBali.id, sedikitnya 23 orang meninggal dunia, dan 196 lainnya mengalami luka–luka.
Peristiwa bom yang kedua di Bali ini memberikan efek yang cukup signifikan terhadap sektor pariwisata Pulau Dewata, karena pada 12 September 2002 sudah pernah terjadi serangan bom yang mirip dan lebih besar lagi, menewaskan 202 orang.
Pada peristiwa bom Bali II tidak ada orang atau kelompok yang langsung mengaku bertanggung jawab atas kejadian ini.
Baca Juga: Wisata Bali: Ilmu Leak Menyandang Citra Negatif, Sejatinya Bagian dari Dasa Aksara
Beberapa hari kemudian, Ansyaad Mbai sebagai Kepala Desk Antiteror Kantor Menteri Polhukam mengeluarkan pernyataan bahwa kejadian itu adalah bom bunuh diri yang dilakukan oleh tiga orang yaitu Muhammad Salik Firdaus, Misno dan Ayib Hidayat.
Juga dinyatakan bahwa tersangka pengeboman adalah dua orang warga negara Malaysia bernama Azahari bin Husin dan Noordin M. Top.
Latar belakang peristiwa bom Bali pertama adalah berkaitan dengan penyebab perang Afghanistan dan sejarah perang Afghanistan. Begitu juga sejarah bom Bali 2005 yang tidak jauh berbeda, yaitu menyasar para warga asing.
Sejarah bom Bali pada 2005 terjadi pada tiga lokasi terpisah yaitu Kafe Nyoman, Kafe Menega, dan Restoran R.AJA’s di Kuta Square. Menurut Ansyaad Mbai, bukti – bukti awal menunjukkan tanda bahwa paling tidak ada tiga orang pengebom bunuh diri dalam serangan ini yang mirip dengan modus operandi pengeboman 2002.
Bukti bom bunuh diri didapatkan dari serpihan ransel dan tubuh manusia yang hancur, namun ada kemungkinan bahwa ransel–ransel itu telah disembunyikan sebelum diledakkan.
Baca Juga: Wisata Bali: Tradisi "Mesunat", Perpaduan Budaya Lokal dan Bugis di Desa Pengambengan
Komisioner Polisi Federal Australia, Mick Keelty menyatakan bahwa jenis bom yang digunakan berbeda dari ledakan sebelumnya karena kebanyakan korban meninggal terluka akibat serpihan tajam atau shrapnel, dan bukan karena ledakan kimia.
Berita Terkait
-
Tio Pakusadewo Cerita Kedekatan dengan Pelaku Bom Bali 1: Dia Guru Ngaji Saya
-
Lokasinya Strategis, Ini 5 Kelenteng di Bali yang Bisa Dikunjungi Saat Imlek
-
Yusril Soal Pemulangan Hambali dari Penjara Guantanamo, Berpeluang Gagal Diadili di Kasus Bom Bali?
-
Pantai Balangan, Pesona Wisata dengan Panorama Sunset Romantis di Bali
-
Wisatawan di Bali Diminta Harus Siap Hadapi Kemacetan di Malam Tahun Baru
Terpopuler
- Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kode Redeem FF Belum Digunakan April 2025, Cek Daftar dan Langsung Klaim Item Gratis
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- 4 Produk Wardah untuk Usia 40 Tahun Ke Atas Mengandung Antiaging, Harga Mulai Rp 50 Ribuan
Pilihan
-
Adu Mental! Pemain Korut Teror Psikologis Skuat Timnas Indonesia U-17
-
Rekam Jejak Kim Sang-sik, Junior STY yang Pimpin ASEAN All Stars Lawan Manchester United
-
Jepang Tersingkir! Ini Skenario yang Bisa Bawa Timnas Indonesia Juara Piala Asia U-17
-
Rekam Jejak Wipawee Srithong: Bintang Timnas Thailand, Pengganti Megawati di Red Sparks
-
Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
Terkini
-
Bule Ngamuk di Klinik Pecatu Mengaku Merasa Berada di Alam Lain
-
Lebih Senior 10 Tahun, Maxime Bouttier Kaget dengan Gaya Hidup Tak Biasa Luna Maya
-
Kemenperin Minta Bali Koordinasi Soal Pelarangan AMDK, Koster : Nggak Perlu, Ini Kewenangan
-
BRI Optimis Terhadap Keberlanjutan Kinerja, Siapkan Dana Rp3 triliun untuk Buyback Saham
-
BRI Dukung Pengusaha Kue Lokal Tien Cakes and Cookies, Usaha Kian Melesat