SuaraBali.id - Seorang aktivis perempuan meyakini Taliban akan membuat kehidupan perempuan Afghanistan tidak lebih baik. Bahkan merenggut harapan kaum perempuan Afghanistan.
Padahal dalam jumpa persnya, Taliban mengklaim bakal memberikan hak-hak kaum perempuan. Tapi mereka menambahkan, hak-hak yang diberikan itu dalam batas-batas ajaran Islam.
Untuk diketahui, praktik Taliban terdahulu sangat patriarkis dan mengekang kebebasan serta kemajuan kaum perempuan.
Mereka mengatakan perempuan berhak mendapatkan pendidikan dan pekerjaan, namun seperti apa kehidupan di bawah pemerintahan Taliban masih belum jelas.
Dalam artikel ABC yang diproduksi oleh Farid M. Ibrahim menyebut banyak perempuan Afghanistan menyatakan ketakutan akan kembalinya aturan hukum represif yang pernah diterapkan pemerintahan Taliban sebelumnya.
Berbagai organisasi internasional juga telah menyatakan keprihatinan serupa.
"Taliban telah merenggut setiap harapan dari kaum perempuan Afghanistan," ujar aktivis hak-hak perempuan Hoda Raha yang dihubungi di Kabul.
"Kami kaum perempuan Afghanistan sangat bingung dengan apa yang terjadi di sini," katanya kepada ABC News.
"Bagaimana mungkin dunia bisa mempercayai Taliban, yang sangat bisa diketahui dari masa lalu mereka," ujarnya.
Baca Juga: Presiden Afghanistan Bawa Kabur USD 169 Juta, Donald Trump Ngamuk
Juru bicara Taliban telah menepis kekhawatiran ini dan menyatakan mereka "mendukung hak-hak perempuan di bawah ketentuan hukum syariah".
Pernyataan ini memicu pertanyaan lebih lanjut, termasuk seberapa banyak perubahan pandangan Taliban terhadap hak-hak perempuan sejak kelompok ini tersingkir 20 tahun lalu.
Seorang juru bicara Taliban lainnya, Zabihullah Mujahid, mengatakan kaum perempuan akan "sangat aktif dalam masyarakat ini".
"Perempuan adalah bagian penting dari masyarakat dan kami menjamin seluruh hak-hak mereka dalam batas-batas ajaran Islam," katanya pada hari Selasa.
"Mereka akan bekerja bersama kami, bahu-membahu bersama kami. Masyarakat internasional, jika mereka memiliki kekhawatiran, kami ingin meyakinkan bahwa tidak akan ada diskriminasi terhadap perempuan," ujarnya.
"Perempuan kami juga Muslimah. Mereka pun akan senang hidup dalam kerangka syariah," kata Zahibullah.
Berita Terkait
-
Review Film 13 Days, 13 Nights: Ketegangan Evakuasi di Tengah Badai Taliban
-
Gus Elham Suka Cium Anak Kecil, Komisi VIII Sepakat Dengan PBNU: Bertentangan Dengan Ajaran Islam!
-
Serangan Udara Picu Eskalasi Konflik Afghanistan-Pakistan: Puluhan Tewas, Rusia Merespon!
-
Afghanistan Pulihkan Akses Internet 48 Jam Setelah Penutupan Taliban
-
5 Fakta Gempa Afghanistan Magnitudo 6: Jalan Putus, Lebih 250 Orang Tewas!
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
5 Tempat Wisata Sekaligus Bikin Anak Pintar di Bali
-
7 Penginapan Unik di Bali Bikin Liburan Akhir Tahunmu Makin Nyentrik!
-
Waspada! 4 Tips Anti-Ketipu Saat Sewa Motor Murah di Bali
-
Bisnis Impor Baju Bekas Ilegal di Tabanan, Tersangka Cuci Uang Lewat Bis AKAP
-
Apa Jasa Raden Aria Wirjaatmadja bagi BRI? Begini Kisahnya