- Pernyataan lawas Hamish Daud yang ingin pasangan jadi ibu rumah tangga kembali viral di media sosial.
- Hal ini terjadi di tengah isu keretakan rumah tangganya dan memicu geram dari para warganet.
- Warganet menilai Hamish tak bersyukur, padahal Raisa sempat vakum 2 tahun untuk merawat anak.
SuaraBali.id - Di tengah kencangnya badai spekulasi yang menerpa rumah tangganya dengan Raisa, sebuah pernyataan lawas dari Hamish Daud kembali muncul ke permukaan, seolah menjadi bumerang.
Jejak digital, yang merekam impian dan harapannya di masa lalu, kini menjadi senjata yang berbalik arah.
Pernyataan tersebut berasal dari sebuah podcast TS Media, di mana Hamish dengan jujur mengungkapkan dambaannya akan sosok pasangan hidup.
"(Mau punya pasangan) Ibu rumah tangga. Dari kecil aku punya mimpi pengen punya stable home. Pengen banget punya stable home yang kayak anak diurus makannnya. Mungkin dulunya nggak dapat pengalaman itu secara utuh, aku pengen banget a structure home," ungkap Hamish kala itu.
Baca Juga:Semakin Dekat, Tanggal Pengucapan Talak Pratama Arhan & Azizah Salsha Diumumkan
Ironisnya, keinginan itu sempat menjadi kenyataan.
Hamish pernah merasakan mimpinya terwujud saat Raisa, seorang diva di puncak kariernya, memutuskan untuk vakum selama dua tahun demi merawat putri mereka, Zalina.
"Si Yaya (panggilan Raisa) juga istirahat 2 tahunan. Dia merawat Zalina, kami nggak pake babysitter. Kami juga nggak mau momen-momen itu diambil orang lain," kenang Hamish.
Namun, di tengah isu keretakan yang belum terkonfirmasi, narasi publik berubah drastis.
Pernyataan yang dulunya terdengar tulus sebagai sebuah impian pribadi, kini dibingkai ulang sebagai tuntutan yang tak realistis terhadap seorang wanita karier sekaliber Raisa.
Baca Juga:Gugatan Cerai Tasya Farasya Ingatkan Publik Pada Kasus Sang Mertua
Warganet pun melontarkan kritik pedas, menuduh Hamish tidak bersyukur dan mencoba membatasi potensi pasangannya.
"Lah kan udah tau Raisa penyanyi dari dulu, kenapa gak carinya dari awal yang pengangguran om," sindir seorang warganet, menyuarakan sentimen banyak orang.
Komentar lain bahkan lebih tajam, "Pengen jadi ibu rumah tangga biar Raisa gapunya power dan dia bisa sesuka dia. Gue liat lu di Bali ngapain miss."
Sebuah impian tentang kehangatan rumah kini menjadi bahan perdebatan sengit tentang ekspektasi, peran gender, dan harga sebuah kompromi dalam pernikahan dua insan yang sama-sama berada di bawah sorotan.