Jokowi 'Kehilangan Pulung'? Rocky Gerung Ungkap Skandal Bertubi-tubi Bikin Susah Tidur

Rocky Gerung sebut Jokowi kehilangan "pulung" akibat skandal yang terus dibongkar netizen. Kasus Kereta Cepat Whoosh jadi sorotan.

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 21 Oktober 2025 | 11:00 WIB
Jokowi 'Kehilangan Pulung'? Rocky Gerung Ungkap Skandal Bertubi-tubi Bikin Susah Tidur
Pengamat Politik Rocky Gerung, Purbaya Yudhi Sadewa [kolase]
Baca 10 detik
  • Menurut pengamat Rocky Gerung, Jokowi tidak bisa tidur nyenyak karena netizen terus membongkar skandal.
  • Kasus Kereta Cepat Whoosh disebut sebagai skandal yang paling sulit dihindari Jokowi karena ada dugaan mark up
  • Proyek Whoosh yang beralih dari Jepang ke China ini kini menjadi beban utang negara dan berpotensi pidana.

“sebetulnya sudah dibahas juga dulu, apa pentingnya kereta cepat itu? Untuk mempercepat pergerakan Masyarakat dari Bandung ke Jakarta, dengan skala yang beda hanya setengah jam. Bahkan mereka yang berbisnis merasa lebih penting naik mobil aja,” jelas Rocky.

“Jadi ada Kalkulasi yang salah, yang menyebabkan akhirnya kereta itu jadi beban utang. Kita akhirnya harus membayar utang dengan China,” sambungnya.

Utang hingga kerugian besar yang kini harus ditanggung negara, menurut Rocky sebagai ketidakcermatan dalam pembuatan kebijakan.

Bahkan, orang – orang yang ikut masuk di dalamnya menurut Rocky bisa saja dipidanakan apabila terbukti melakukan mark up dalam kasus Proyek Whoosh.

Baca Juga:Pengakuan Dosen UMS Kepada dr Tifa : Iriana Jokowi Tak Lulus? Gelar SE dan MM Jadi Sorotan

“Kerugian itu seharusnya dianggap sebagai ketidakcermatan pembuatan kebijakan, dengan akibat ketidakcermatan itu bisa kesengajaan, nah itu bisa jadi pidana,” ungkap Rocky.

“Itu bukan hanya sekedar perilaku politik, tapi kecendurungan untuk memaksakan tanpa meminta izin rakyat. Kalau rakyat sudah oke bahwa kereta cepat itu penting, tapi orang anggap ngapain? Pada waktu Pak Jokowi membuat kereta cepat itu hanya untuk memuaskan ego dia, dan didalamnya juga ada mark up, jadi kelihatannya itu yang bisa memasukkan beliau (Jokowi) ke dalam pidana, dalam kasus kereta cepat ini,” sambungnya.

Kontributor : Kanita

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini