SuaraBali.id - Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali dihadapkan pada situasi yang mengancam ketertiban umum menyusul tersebarnya surat undangan "perang terbuka" antara kelompok pemuda Kampung Welai Barat dan Wetabua.
Menanggapi potensi eskalasi konflik ini, Kepolisian Resor (Polres) Alor mengambil langkah proaktif dengan mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing provokasi.
Kepala Polres Alor, AKBP Nur Azhari, menegaskan pentingnya menjaga stabilitas keamanan.
"Jangan terprovokasi dengan undangan ajakan perang terbuka itu. Jangan ditanggapi demi menjaga ketertiban dan keamanan bersama," ujarnya.
Baca Juga:Terjadi Lagi, Pekerja Migran NTT Jalur Non Prosedural Meninggal di Luar Negeri
Surat undangan yang beredar luas di masyarakat tersebut secara eksplisit mengajak kedua kelompok pemuda untuk terlibat dalam perang terbuka menggunakan alat perang masing-masing.
Pertemuan yang dijadwalkan pada hari Rabu, 17 September 2025, pukul 10.00 WITA, di lapangan mini Kalabahi, menjadi titik fokus kekhawatiran pihak berwenang.
Merespons ancaman tersebut, aparat keamanan segera bergerak. Patroli gabungan yang melibatkan TNI, Polri, dan Pemerintah Daerah telah dikerahkan untuk memperkuat pengamanan di wilayah tersebut.
Tim Pleton Kerangka Polres Alor ditempatkan di titik-titik rawan, sementara Satuan Intelkam aktif melakukan pendekatan persuasif kepada pemuda Wetabua untuk mencegah mereka terpancing emosi.
AKBP Nur Azhari menjelaskan bahwa langkah-langkah antisipasi telah dilakukan sejak surat undangan itu muncul.
Baca Juga:Gunung Lewotobi Erupsi Setiap Hari, Energi Magma Terus Bergejolak di Flores Timur
"Semenjak surat undangan itu keluar kita sudah antisipasi dengan melakukan patroli bersama dan pertemuan sebagai upaya untuk meredam ketegangan, sehingga situasi tetap terkendali," katanya.
Hingga pagi ini, kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Kabupaten Alor, khususnya di kedua kelurahan, dilaporkan dalam keadaan aman dan terkendali.
Latar belakang dari insiden ini diketahui bermula dari kasus penganiayaan antara kedua kelompok pemuda tersebut.
Kelompok pemuda Welai Barat menuntut agar pihak kepolisian segera menangkap dan memproses hukum pelaku penganiayaan terhadap salah satu rekan mereka.
Kapolres memastikan bahwa proses hukum terkait laporan tersebut akan ditindaklanjuti dan penyidik telah mengidentifikasi nama-nama pelaku.
Menanggapi perkembangan situasi ini, Kabidhumas Polda NTT Kombes Pol. Henry Novika Chandra memberikan apresiasi atas respons cepat Polres Alor dalam melakukan pencegahan, yang berhasil menghindarkan potensi bentrokan.