SuaraBali.id - Sebuah terobosan dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Bangli mulai menunjukkan hasil yang menyenangkan.
Program inovatif bernama "Teba Modern," yang dirancang untuk mengolah sampah langsung dari sumbernya, berhasil membuktikan efektivitasnya hanya dalam dua pekan sejak diluncurkan secara masif.
Inisiatif ini membawa harapan baru untuk mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) secara signifikan.
Gerakan yang digencarkan di lingkungan perkantoran pemerintah, sekolah, hingga tingkat desa dan kelurahan ini disambut dengan antusias.
Baca Juga:Bule Australia Berulah di Bali, Kini Rampas Lalu Bakar Mobil Warga
Hasilnya pun tak main-main, data awal menunjukkan adanya penurunan drastis pada volume sampah harian.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangli, I Putu Ganda Wijaya, menyampaikan data konkret yang membanggakan dari implementasi awal program ini.
Menurutnya, keberhasilan ini adalah bukti nyata bahwa pengelolaan sampah dari sumber adalah kunci solusi.
"Dari monitoring khususnya di lingkungan OPD, penerapan program teba modern sudah terbukti dapat mengurangi timbunan sampah mencapai 520 kilogram per hari untuk sampah organik dan 150 kilogram untuk sampah anorganik," ujarnya, Selasa (5/8/2025).
Pencapaian ini menjadi angin segar di tengah tantangan besar pengelolaan sampah di Bangli, di mana TPA masih harus menampung sekitar 114 ton sampah setiap harinya.
Baca Juga:Polemik Sampah di TPA Suwung, DLHK Sebut Tak Mendadak : Tak Beralasan
Keberhasilan awal Teba Modern ini menjadi tolok ukur penting untuk memastikan program terus berjalan efektif dan dapat diperluas skalanya.
Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, program Teba Modern diharapkan mampu mengubah wajah pengelolaan sampah di Bangli.
Tujuannya jelas: di masa depan, hanya sampah residu yang benar-benar tidak bisa diolah lagi yang akan berakhir di TPA, menjadikan Bangli lebih bersih dan berkelanjutan.