Update Tragedi KM Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, 4 Orang Meninggal

KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali. 27 penumpang teridentifikasi, 4 meninggal dunia, 23 selamat. 39 lainnya masih dicari. Pencarian diperluas.

Eviera Paramita Sandi
Kamis, 03 Juli 2025 | 15:39 WIB
Update Tragedi KM Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, 4 Orang Meninggal
Tim Kedokteran Kepolisian dan Inafis Polda Bali melakukan identifikasi terhadap korban meninggal dunia akibat KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Jembrana, Bali, Kamis (3/7/2025). [Istimewa/Polda Bali]

SuaraBali.id - Hingga pukul 14:00 Wita jumlah penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang telah diidentifikasi sebanyak 27 orang, empat orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Kabid Humas Kepolisian Daerah Bali Komisaris Besar Polisi Ariasandy mengatakan bahwa para korban sudah diidentifikasi.

"Tim gabungan berhasil mengidentifikasi 27 penumpang KMP Tunu Pratama Jaya, empat meninggal dunia," kata Sandy, Kamis (3/7/2025) sebagaimana dilansir Antara. 

Sedangkan korban lainnya masih dalam pencarian tim SAR gabungan di perairan Selat Bali.

Baca Juga:Kapal Cepat Banyuwangi-Denpasar Didukung Kementrian Pariwisata

Menurut keterangan Sandy, jumlah penumpang yang diangkut oleh KMP Tunu Pratama Jaya adalah 66 orang dengan rincian 53 penumpang dan 13 ABK.

Kapal tersebut juga membawa muatan kendaraan berupa sepeda motor 1 unit, mobil pribadi 4 unit, pick up 3 unit, truk sedang 3 unit, truk besar 3 unit, dan tronton 8 unit.

Adapun empat orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia yakni

1. Anang Suryono laki-laki alamat Jalan Serma ABD. Rahman 35 Banyuwangi, Jawa Timur.

2.Eko Sastriyo (51), laki-laki alamat Lingkungan Sukowidi Banyuwangi, Jatim.

Baca Juga:Jembrana Moratorium Toko Modern Berjaringan Karena Dianggap Pinggirkan UMKM

3.Elok Rumantini (36), perempuan alamat lingkungan Sritanjung Banyuwangi, Jatim.

4.Cahyani (45) perempuan alamat Dusun Krajan kulon, Banyuwangi, Jatim.

Jenazah para korban telah dievakuasi ke RSUD Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.

23 Orang Selamat

Sementara, korban yang berhasil dievakuasi dengan kondisi selamat sebanyak 23 orang.

Sebelumnya, Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang membawa puluhan orang penumpang tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7) malam sekitar pukul 23:35 WIB.

Kapal feri di lintasan Ketapang-Gilimanuk itu tenggelam sekitar pukul 23:35 WIB sebelum sampai di Pelabuhan Gilimanuk.

Saat ini para korban selamat juga telah dicek kesehatannya.

Tim Kedokteran Kepolisian Daerah Bali melakukan pengecekan kesehatan para penumpang KMP Tunu Pratama Jaya tersebut.

"Langkah yang dilakukan oleh tim posko terpadu Gilimanuk setiap korban yang selamat tiba di posko terpadu, tim Dokpol langsung melakukan pengecekan kesehatan," jelas Arisandy.

Dia mengatakan setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan, korban yang selamat didata oleh tim pendataan korban dari ASDP Gilimanuk.

Selain itu, Tim Inafis dan Dokpol juga melakukan identifikasi terhadap korban yang telah meninggal dunia.

Ariasandy menjelaskan saat ini pendataan korban KMP Tunu Pratama Jaya masih terus berlangsung di ruang VIP ASDP Gilimanuk untuk memastikan perkembangan jumlah maupun kondisi korban.

Pencarian korban oleh tim gabungan sampai saat ini pun masih terus berlangsung baik menggunakan kapal laut maupun menyisir perairan di sepanjang Pantai Gilimanuk.

"Peristiwa ini tentunya membawa duka yang mendalam bagi kita semua terutama bagi korban dan keluarga korban, namun kita berharap agar korban tidak bertambah lagi," kata Sandy. 

Pencarian Diperluas

Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, selaku SAR Mission Coordinator mengatakan, pola pencarian dimulai dari titik lokasi kejadian dengan radius enam mil laut.

"Untuk polanya dari awal kan 6 jam pertama kami menggunakan pola untuk di enam nautical mile lokasi kejadian," kata Nanang.

Namun seiring ditemukannya beberapa korban di luar area tersebut, tim pencarian mulai memperluas jangkauan pencarian.

"Kemudian kita berkembang dengan adanya penemuan-penemuan korban kita bergeser mulai keluar-keluar dari enam nautical mile tersebut," ucapnya.

Ia menambahkan, perluasan area pencarian juga akan terus dilakukan bila seluruh korban belum berhasil ditemukan hingga hari ini.

"Kalau hari ini tidak ditemukan semua, tentunya kami akan memperluas area pencarian dikarenakan ada kemungkinan ataupun secara teori bahwa itu ada pergeseran ya, pergeseran karena arus, karena gelombang yang kemudian tentunya harus memperluas area pencarian pergeseran tersebut," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini