SuaraBali.id - Pada tahun ajaran baru 2025 ini, SDN 36 Mataram hanya mendapatkan 2 orang siswa.
Minimnya orangtua wali yang mendaftarkan anaknya di sekolah tersebut dipicu persoalan sosial yang pernah terjadi beberapa tahun silam.
“Baru dua yang daftar ini,” kata Kepala SDN 36 Ampenan, Zulkarnain Rabu (2/7/2025) pagi.
Ia mengatakan beberapa lingkungan yang masuk zonasi sekolah tersebut yaitu Karang Genteng, Petemon, Gulinten, dan Peresak.
Baca Juga:Misteri Evakuasi Rinjani: Benarkah Helikopter Basarnas Tak Mampu Menjangkau?
Namun khusus untuk ruas jalan ke lingkungan Peresak sudah lama ditutup.
“Tidak ada akses kesana. Dulu siswa banyak dari Peresak. Tapi setelah terjadi keributan antar kampung makanya ditutup secara permanen,” katanya.
![Suasana sekolah di SDN 3 Ampenan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat [Suara.com/Eviera Paramita Sandi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/02/36569-sdn-ampenan.jpg)
Selain karena adanya persoalan yang terjadi antar lingkungan, sebaran sekolah juga sangat banyak.
Bahkan dalam satu lingkungan memiliki dua sekolah baik swasta atau negeri.
“Kalau Karang Genteng itu sudah tidak lagi. Ada di lapangan disana. Ada MI dan juga ada SD,” katanya.
Baca Juga:Pendaki Asal Brasil Ditemukan, Tersangkut di Tebing Sekitar 500 Meter Tak Bergerak
Meski hanya dua orang siswa yang baru mendaftar, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan seperti biasa.
Karena jumlah guru di SDN 36 Ampenan sudah mencukupi di masing-masing kelas.
Kondisi ini sudah disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram. Namun belum ada solusi terkait persoalan tersebut.
“Ini kan karena kondisi alam,” katanya.
Untuk pendaftaran sendiri, SDN 36 Ampenan akan tetap dibuka meski kegiatan belajar mengajar sudah dimulai karena fasilitas yang dimiliki di sekolah tersebut sudah terpenuhi termasuk meja dan kursi.
“Kita akan buka sampai kapanpun. Kalau dia datang kita terima. Karena ini belum memenuhi rombel. Kalau sudah masuk saja kita akan terima,” katanya.
Minimnya jumlah siswa SDN 36 Ampenan ini, berpengaruh terhadap dana bos yang diterima.
Dimana, setiap triwulan jumlah dana bos yang diberikan yaitu sebesar Rp7 juta.
Angka ini nyatanya tidak mampu memenuhi semua kebutuhan sekolah.
“Setiap triwulan itu Rp7 juta. Kita beli buku, penjualnya yang nyumbang ke kita. Karena kita beli buku itu hanya 10 biji,” katanya.
Sementara itu, kondisi yang sama juga dialami di SDN 36 Mataram. Jumlah peserta didik yang sudah mendaftar sebanyak 15 siswa.
Belasan siswa baru ini, lebih banyak dari siswa TK yang lokasinya ada di sekolah tersebut.
Ketua Pelaksana SPMB SDN 36 Mataram, Heni Yuliani mengatakan tahun ini, jumlah siswa baru yang sudah mendaftar sebanyak 15 orang siswa.
Jumlah ini disebut sudah lebih banyak.
Menurutnya, jumlah pendaftaran siswa selama tiga tahun terakhir ini sudah mulai terjadi peningkatan dari sebelumnya.
Dimana, sebelum jumah siswa yang mendaftar hanya 6 hingga sembilan orang siswa.
“Kalau tiga tahun terakhir ini sudah mulai meningkat. Ada yang 20 orang, 23 siswa. Kita banyak yang diperoleh,” katanya Selasa (1/7) pagi.
Pelaksanaan SPMB akan dilaksanakan hingga 2 Juli. Pengumuman akan dilakukan pada tanggal 5 Juli.
“Tanggal 5 Juli ini sudah pengumuman,” terangnya.
Ia mengatakan, siswa baru yang sekolah di SDN 36 Mataram lebih banyak berasal dari TK setempat. Karena siswa yang ada di TK tersebut juga berasal dari lingkungan sekitar sekolah.
“Anak-anak TK sudah nyaman mungkin ya. Mereka semua ikut upacara dan kita koordinasi dengan TK. Ada silat juga di SD dan TK juga ikut,” ujarnya.
Jumlah siswa dalam satu rombongan belajar yaitu mencapai 24 siswa. Namun selama ini belum penah mencapai rombel.
“Tidak pernah sampai,” katanya.
Minimnya orang tua yang mendaftarkan anaknya ke sekolah tersebut karena banyaknya pilihan, baik negeri maupun swasta.
Selain itu, jumlah anak usia sekolah di kawasan tersebut sangat minim.
“Kan di BTN disini itu orang-orang tua saja. Banyak sekolah juga yang bisa dipilih orangtua,” ungkapnya.
Meksipun jumlah siswa yang mendaftarkan SDN 36 Ampenan sedikit, Heni mengatakan cukup efektif dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
“Kita bisa handle satu per satu. Semua disini sudah PPPK dan PNS sudah sertifikasi semua. Kalau dengan sekolah lain bisa diandalkan lah ya,” katanya.
Kontributor Buniamin