“Tapi kan tentunya mereka di sini. Karena memang harus ada pernyataan-pernyataan yang mungkin atau pertanyaan yang harus dilakukan untuk kepentingan penyidikan,” imbuhnya.
Namun demikian, Gourdeas juga mengaku takut untuk kembali ke negaranya.
Rasa takutnya dikarenakan dia bingung untuk menjelaskan kepada anak-anaknya jika ayah mereka telah meninggal dunia.
Hanya anak angkat tertuanya saja yang sudah berusia 12 tahun disebut sudah mengetahui apa yang terjadi melalui berita di Australia.
Baca Juga:Cerita Pemain Legenda di Bali Masters 2025, Eksis Meski Sudah Berusia 66 Tahun
“Kalau takut di sana, bagaimana menjelaskan kepada anak mereka bahwa, perginya sama bapaknya, pulangnya sendirian,” imbuhnya.
Sary menjelaskan jika dalam waktu dekat Gourdeas akan meninggalkan Indonesia dengan jasad suaminya.
Dia juga sudah merencanakan agar proses pemeriksaan lanjutan dapat tetap berjalan meski sudah tidak berada di Indonesia.
Termasuk juga agar proses persidangan dapat memungkinkan dilakukan secara daring.
“Kalau pun nanti ada pemeriksaan lanjutan diberikan kemudahan ya. Sehingga tidak mempersulit korban untuk misalnya bisa sidang jarak jauh dan seterusnya,” ungkap kuasa hukumnya, Pahrur Dalimunthe.
Baca Juga:Tiga Pelaku Penembakan di Bali, Ditangkap Setelah Kabur ke Luar Negeri dengan Mobil Sewaan
“Obrolan terakhir dengan penutup untuk hal itu kemungkinan bisa diakomodir. Itu lumrah terjadi untuk kejahatan yang lintas negara,” imbuhnya.
Gourdeas dan Zivan sejatinya berniat liburan ke Bali untuk sekaligus berbulan madu. Liburan tersebut juga direncanakan Zivan untuk merayakan ulang tahun istrinya pada 16 Juni. Mereka memang berbulan madu hanya berdua tanpa mengajak anak-anaknya.
Namun, peristiwa penembakan tersebut memupuskan rencana indah tersebut. Selain Zivan, WN Australia lain bernama Sanar Ghanim juga menjadi korban luka pada kejadian tersebut.
Polisi sudah mengamankan 3 orang yang menjadi eksekutor pada peristiwa tersebut. mereka juga sebelumnya sudah menjamin keamanan para korban yang terlibat peristiwa tersebut selama berada di Bali.
Kontributor : Putu Yonata Udawananda