SuaraBali.id - Kehilangan dana sebesar Rp1,8 miliar dari rekening milik PT Varash Saddan Nusantara (PT VSN) di Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi sorotan publik setelah kisahnya diunggah melalui kanal YouTube. Menanggapi hal ini, pihak BRI menyampaikan klarifikasi resmi atas kasus yang disebut-sebut menimpa nasabah korporatnya tersebut.
Pihak BRI mengungkapkan bahwa mereka telah melakukan investigasi menyeluruh terhadap laporan pengaduan dari PT VSN. Hasil investigasi menunjukkan bahwa PT VSN menjadi korban kejahatan siber, di mana pelaku berhasil menyusup ke dalam sistem server internal milik PT VSN. Melalui akses tersebut, pelaku kemudian melakukan sejumlah transaksi keuangan.
Transaksi-transaksi yang dipermasalahkan oleh PT VSN diketahui merupakan transaksi transfer antar rekening BRI (intrabank). BRI menegaskan bahwa transaksi tersebut dilakukan secara sah, karena menggunakan user ID dan password resmi milik nasabah. Selain itu, aktivitas transaksi juga tercatat dilakukan melalui alamat IP publik yang terdaftar sebagai milik PT VSN, bukan berasal dari luar sistem mereka.
“Bank tentu berempati atas kejadian ini. Namun, perlu kami sampaikan bahwa penggantian kerugian kepada nasabah hanya dapat dilakukan apabila terbukti bahwa kerugian tersebut terjadi akibat kesalahan atau kelalaian dari sistem perbankan BRI,” jelas Meirino Dwi Handoyo, Pemimpin Kantor Cabang BRI Denpasar Gatot Subroto.
Baca Juga:QLola by BRI Bukukan FBI Rp167,1 Miliar hingga Juni 2025
Dalam kasus ini, BRI menegaskan tidak ditemukan adanya indikasi pelanggaran pada sistem keamanan perbankan milik BRI. Oleh karena itu, tanggung jawab sepenuhnya tidak dapat dibebankan kepada pihak bank.
Sebagai tindak lanjut, BRI juga telah menemui pihak PT VSN secara langsung untuk menyampaikan hasil investigasi dan memberikan penjelasan secara terbuka. Pihak bank menyatakan terbuka untuk terus bekerja sama dengan otoritas terkait apabila diperlukan investigasi lanjutan dari sisi hukum atau siber.
Seiring dengan meningkatnya kasus kejahatan digital yang menyasar sektor perbankan, BRI mengimbau seluruh nasabah, baik individu maupun korporasi, untuk lebih waspada dalam menjaga keamanan data perbankan mereka. Data-data penting seperti username, password, PIN, secret key, hingga ID transaksi harus dijaga kerahasiaannya dan tidak diberikan kepada pihak lain dalam kondisi apa pun.
“Modus penipuan digital saat ini semakin beragam. Karena itu, keamanan data bukan hanya tanggung jawab bank, tetapi juga para nasabah agar tidak menjadi celah yang dimanfaatkan pelaku kejahatan,” tambah Meirino.
BRI menegaskan komitmennya dalam menjaga sistem keamanan perbankan dan mendorong nasabah untuk menerapkan standar keamanan digital secara disiplin demi mencegah kejadian serupa di masa mendatang. ***
Baca Juga:PMI Kini Bisa Kelola Tabungan Lewat BRI Taipei Branch Tanpa Pulang ke Indonesia