“Karena Nyepi berhimpitan dengan Idul Fitri, jadi domestik menunggu lewat Nyepi dulu, mereka tidak mau Nyepi kecuali datang ke Bali memang ingin spesifik merasakan suasana Nyepi, tapi umumnya ingin jalan-jalan,” jelasnya.
Menurut pria yang disapa Cok Ace tersebut dari pemetaannya di asosiasi khususnya hotel bintang tiga hingga hari ini atau sekitar 5 hari jelang Idul Fitri okupansinya masih di angka 69 persen.
“Akomodasi bintang tiga saya cek pada Januari okupansi 77 persen, Februari 74 persen, nah sekarang 69 persen, tapi saya optimistis naik ke 75-77 persen nanti setelah Lebaran,” ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa kondisi tersebut hanya berlaku untuk wisatawan domestik.
Baca Juga:Arus Mudik 2025: Terbang Lancar, Menyeberang Mengular, Ini Solusi Hindari Macet Gilimanuk
Sedangkan wisatawan asing jumlahnya masih stabil, dan kondisi lonjakan akan berlangsung selama sisa libur Idul Fitri yaitu 1-7 April 2025.
Prediksi ini menurut PHRI bukan tanpa dasar, sebab mereka membaca situasi pariwisata tahun ini dimulai sejak Januari.
Sedangkan menurutnya, pada Januari 2025 jumlah seluruh pergerakan wisatawan 1.598.564, sedangkan periode yang sama tahun 2024 hanya 1.501.273 orang atau naik lebih dari 90 ribu orang meski belum menembus ekspektasi 2,1 juta.
Di bulan Februari 2025 terjadi anomali penurunan wisatawan akibat tak ada hari libur yang memancing kunjungan, libur tahun baru dan Imlek bersamaan pada Januari tidak lagi tersisa di Februari.
“Kemudian dikaitkan dengan puasa, libur Lebaran yang kita harapkan bisa libur panjang ini didahului oleh Nyepi, dan Nyepi ini bukan hari baik domestik datang ke Bali, mereka menghindari Nyepi karena hanya diam di rumah saja,“ ujar Cok Ace.
Baca Juga:Driver Ojol Ngadu Soal Pembayaran THR di Bali, Disnaker : Belum Bisa Diproses