Puncak Bau Nyale, Janji Putri Mandalika Menjumpai Masyarakat

Dalam legenda, Putri Mandalika mengajarkan pentingnya pengorbanan diri untuk kepentingan masyarakat.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 19 Februari 2025 | 11:53 WIB
Puncak Bau Nyale, Janji Putri Mandalika Menjumpai Masyarakat
Nyale (cacing laut) hasil tangkapan warga pada festival Bau Nyale 2025 di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (19/02/2025) (ANTARA/Akhyar Rosidi)

SuaraBali.id - Hari ini, Rabu (19/2/2025) adalah puncak Bau Nyale Festival, dimana ribuan warga, baik wisatawan lokal maupun asing turun ke laut di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menangkap nyale (cacing laut) yang dipercaya merupakan jelmaan legenda Putri Mandalika.

"Kami datang ke Pantai Seger, Mandalika ini untuk Bau Nyale (menangkap cacing laut)," kata Rahman pengunjung asal Desa Bonjeruk, Lombok Tengah.

Ia datang bersama keluarganya sejak selasa (18/2/2025) malam dan mendirian tenda untuk menunggu Nyale keluar pada dini hari atau pukul 05.00 WITA hingga matahari terbit.

"Tadi kami turun ke laut untuk menangkap Nyale menggunakan sorok (jaring), lampu senter dan ember. Nyale yang bisa kami tangkap sedikit," katanya.

Baca Juga:Kapan Nyale Akan Muncul di Lombok Tengah? Ini Perhitungannya

Menurut Sekda Lombok Tengah Lalu Firman Wijaya mengatakan hari ini merupakan puncak Bau Nyale yang merupakan janji Putri Mandalika menjumpai masyarakat yang damai dan makmur.

Dalam legenda, Putri Mandalika mengajarkan pentingnya pengorbanan diri untuk kepentingan masyarakat.

Nyale ini adalah jelmaan dari seorang putri cantik Gumi Sasak yang bernama Putri Mandalika, yang merupakan seorang putri kerajaan yang memiliki kecantikan luar biasa yang tidak dimiliki putri-putri kerajaan pada waktu itu.

Karena itu, banyak pangeran dari beragam kerajaan menaruh rasa dan bersaing untuk bisa meminang putri tersebut.

 Namun, melihat persaingan itu, Putri Mandalika tidak mau memilih salah satu dari mereka, karena khawatir terjadi pertumpahan darah.

Baca Juga:Aksi Heroik Babinsa di Lombok, Gagalkan Begal Motor Milik Warga

Maka, putri cantik tersebut menceburkan diri ke laut dan menjelma menjadi Nyale agar semua orang bisa mendapatkannya.

Sehingga, masyarakat Sasak percaya bahwa Nyale merupakan jelmaan Putri Mandalika akan muncul setiap bulan ke sepuluh dalam penanggalan orang Sasak atau jatuh pada bulan Februari, dan menjadi salah satu tradisi sampai sekarang.

Tradisi Bau Nyale ini pun menjadi magnet wisatawan ke Mandalika. Dimana pemangku kebijakan setempat memastikan tamu-tamu yang datang membawa rezeki ini dilayani dengan baik dengan memberikan kenyamanan dan rasa aman.

"Bau Nyale ini menjadi magnet untuk menarik kunjungan wisatawan lebih banyak hadir di Mandalika," ujar Firman. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini