Dalam Seminggu Bali Disambar Petir Sebanyak 713 Kali

713 petir sambar Bali selama 7-13 Februari 2025. Mayoritas petir tipe awan-tanah yang berbahaya. Tabanan dan Buleleng jadi wilayah tersambar terbanyak.

Eviera Paramita Sandi
Senin, 17 Februari 2025 | 08:03 WIB
Dalam Seminggu Bali Disambar Petir Sebanyak 713 Kali
Ilustrasi cuaca ekstrem dan petir. (Pixabay/ AbelEscobar)

SuaraBali.id - Sebanyak 713 petir menyambar Bali saat cuaca buruk terjadi dalam periode pengamatan selama satu minggu yakni 7-13 Februari 2025.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) jenis petir yang menyambar Bali kali ini berbahaya.

“Sambaran petir paling banyak dari awan ke tanah,” kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Rully Oktavia Hermawan, Minggu (17/2/2025).

Selama periode musim hujan ini, siklon tropis 96S mewarnai cuaca di Bali. Siklon tersebut lalu berubah menjadi Siklon Tropis Zelia terpantau di wilayah barat Australia dan memberi pengaruh cuaca buruk di beberapa wilayah di Indonesia termasuk Bali.

Baca Juga:Waspada, Angin Kencang 60 Km/Jam Terjang Bali 3 Hari Kedepan

Ia menjelaskan sebanyak 713 sambaran petir yang terjadi di Pulau Dewata itu terdiri atas petir dari awan ke tanah (cloud to ground/CG) sebanyak 534 petir dan sambaran petir di dalam awan (intracloud/IC) sebanyak 179 petir.

BMKG mengungkapkan bahwa petir dari awan ke tanah merupakan jenis petir yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan bangunan, kebakaran hingga kematian.

Dari sebanyak 534 petir CG itu, petir dari awan ke tanah positif (CG+) atau petir dengan muatan positif dengan ciri sambaran tunggal sebanyak 301 dan petir dari awan ke tanah negatif (CG-) atau petir dengan muatan negatif dengan ciri sambaran bercabang banyak mencapai 233 petir.

Kejadian petir ini paling banyak terjadi di Kabupaten Tabanan mencapai 259 petir kemudian di Kabupaten Buleleng sebanyak 133 petir.

Kabupaten lainnya di Bali jumlah petir masih di bawah 54 kali kejadian.

Baca Juga:Bencana Hujan Dan Angin Kencang, Warga Bali Memahami Periode Sasih Kawulu

Banyaknya petir yang terjadi di Kabupaten Tabanan mengindikasikan tingginya potensi pembentukan awan konvektif atau awan hujan di wilayah itu.

Ada pun awan cumulonimbus (CB) merupakan awan yang paling sering menghasilkan sambaran petir.

Meskipun banyak terjadi sambaran petir, namun menurut BMKG hal itu ditinjau dari segi kerapatan wilayah, aktivitas petir itu termasuk kategori rendah yakni kurang dari delapan sambaran petir per kilometer persegi.

Sementara itu, BMKG mendata selama Desember 2024 terjadi 558.347 kali sambaran petir di Bali dan pada Januari 2025 sebanyak 478.845 kali sambaran petir di Pulau Dewata.

Pada Januari 2025, kategori tinggi terjadi di beberapa daerah di Buleleng, Tabanan, Jembrana, Badung dan Kota Denpasar.

Ada pun kerapatan kategori tinggi itu mencapai di atas 16 petir per kilometer persegi.(ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini