"Di sana mayoritas wisatawan asing, jadi harus berstandar internasional. Misalnya ada kejadian orang tenggelam, bagaimana penanganan secara internasional. Itu sampai sekarang belum, sekarang masalah air lagi, numpuk permasalahan di sana," kata Wolini.
PHRI NTB menurutnya tidak bisa tinggal diam melihat persoalan ini. Sehingga PHRI NTB dengan segala upaya berusaha mencarikan solusi bagi para pelaku usaha pariwisata di tiga gili agar mereka mampu menghadapi masalah krisis air bersih.
Tujuan dari upaya tersebut, tidak terlepas dari tujuan menjaga citra pariwisata NTB, khususnya kawasan Gili Tramena yang sudah terkenal di mata dunia.
"Solusi kita butuhkan, karena nama baik pariwisata, bukan gili saja, tapi NTB, dan nama Indonesia juga karena gili ini sudah mendunia, tidak nasional lagi, sudah dunia mengenal," ujarnya.
Baca Juga:EIGER Hill Flagship Store Parapuar dan EIGER Coffee Bakal Dibangun di Labuan Bajo
Ketua Asosiasi Hotel Gili Lalu Kusnawan turut mempertanyakan lambannya penanganan krisis air bersih di kawasan wisata tiga gili, mengingat air bersih merupakan kebutuhan vital bagi industri pariwisata.
Ia mendesak pemerintah agar mengambil langkah konkret dan cepat untuk menyelesaikan krisis air bersih di tiga gili.
"Solusi jangka panjang juga diperlukan untuk memastikan pasokan air bersih yang berkelanjutan dan terhindar dari gangguan di masa depan," kata Kusnawan. (ANTARA)
- 1
- 2