SuaraBali.id - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten (Disperindag) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat meminta warga tidak panik karena harga beras naik.
Menurutnya stok beras masih banyak sampai musim tanam selanjutnya.
"Stok masih banyak, sehingga kebutuhan warga dipastikan masih aman sampai musim tanam selanjutnya," kata Sekretaris Disperindag Kabupaten Lombok Tengah Roro Mulyaningsih di Lombok Tengah, Sabtu (5/10/2024).
Menurutnya kenaikan harga beras ini tidak signifikan atau tidak terlalu tinggi, namun masih di angka batas kewajaran yakni dari Rp14 ribu menjadi 15 ribu per kilogram.
Baca Juga:Polisi : Kegiatan MotoGP Murni Olahraga Dan Hiburan Bukan Kepentingan Politik
Sedangkan untuk beras yang dijual dalam program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) tetap sama tidak ada kenaikan yakni Rp55 ribu per paket.
"Naik hanya Rp1.000 per kilogram," katanya.
Menurutnya penyebab kenaikan harga beras ini dampak dari musim kemarau, karena produksi beras pada musim tanam ketiga ini tidak seperti pada musim tanam pertama.
Selain itu juga karena adanya hari besar keagamaan pada peringatan hari besar keagamaan seperti Maulid dan acara lainnya.
Kenaikan kebutuhan pokok yang terjadi tidak hanya beras, namun untuk harga minyak goreng naik dari 16 ribu per liter menjadi Rp18 ribu per liter dan gula pasir naik dari Rp14 ribu per kilogram naik menjadi Rp16 ribu per kilogram.
Baca Juga:Operator Seluler Tambah Kapasitas Jaringan di Mandalika Selama Gelaran MotoGP
Sedangkan kebutuhan lain seperti halnya bumbu dapur masih stabil atau tidak ada kenaikan yang cukup tinggi atau masih terjangkau.
"Produksi menurun, kebutuhan meningkat bisa mempengaruhi harga di pasar," katanya.
"Untuk stok kami pastikan aman, jadi warga diharapkan tidak melakukan penimbunan beras," katanya.
Menurutnya guna mengantisipasi kenaikan harga beras maupun kebutuhan pokok di Lombok Tengah tersebut, pemerintah daerah berkolaborasi dengan Bulog telah melaksanakan pasar murah di beberapa titik.
"Pasar murah kami akan gelar lagi pada 18 Oktober 2024 mendatang, untuk mencegah kenaikan harga inflasi,," katanya. (ANTARA)