Makna Mendalam Upacara Mecaru dalam Budaya Bali

Upacara ini merupakan wujud nyata dari filosofi Tri Hita Karana, yakni konsep harmonisasi hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta.

Eviera Paramita Sandi
Kamis, 05 September 2024 | 19:04 WIB
Makna Mendalam Upacara Mecaru dalam Budaya Bali
Upacara Mecaru Manca Warna Di Kantor Perbekel Desa Kayubihi, Bangli, Bali. [kayubihi.desa.id]

SuaraBali.id - Mecaru, sebuah ritual sakral yang begitu melekat dalam kehidupan masyarakat Bali, memiliki makna yang jauh lebih dalam dari sekadar upacara keagamaan.

Upacara ini merupakan wujud nyata dari filosofi Tri Hita Karana, yakni konsep harmonisasi hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta.

Caru (Mecaru; Pecaruan; Tawur) adalah suatu upacara yadnya yang bertujuan untuk keharmonisan bhuwana agung (alam semesta) dan bhuwana alit (mahluk Hidup) agar menjadi baik, indah, lestari sebagai bagian dari upacara Butha Yadnya

Memahami Inti Mecaru

Baca Juga:Proyek Urban Bali Subway Dimulai, Sang Made Mahendra Minta Restu Alam Semesta

Mecaru, yang juga dikenal sebagai Butha Yadnya, secara harfiah berarti persembahan kepada Bhuta (makhluk halus).

Namun, pemahaman yang lebih mendalam menyingkap bahwa upacara ini adalah bentuk penghormatan terhadap alam semesta sebagai manifestasi dari kekuatan Tuhan.

Melalui Mecaru, umat Hindu Bali memohon restu dan perlindungan dari segala kekuatan alam yang dipercaya memiliki peran penting dalam kehidupan manusia.

Tujuan Utama Mecaru:

1.       Menjaga Keseimbangan Alam: Upacara ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan memberikan persembahan kepada alam, umat Hindu Bali percaya bahwa mereka telah menghormati dan menjaga kelestarian alam.

Baca Juga:Selama 10 Tahun, Luhut Merasa Paling Susah Urus Sampah di Bali : Aduh Ampun

2.       Memohon Keselamatan dan Kemakmuran: Mecaru juga merupakan bentuk doa untuk memohon keselamatan, kesehatan, dan kemakmuran bagi seluruh umat manusia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini