SuaraBali.id - Setiap waktu tertentu, umat Hindu di Bali selalu disibukkan dengan acara keagamaan yang disebut piodalan. Hal ini selalu dilakukan umat hindu Bali yang bertujuan untuk menghormati dan memuja para dewa, leluhur, dan tokoh-tokoh suci. Piodalan secara harfiah berarti "hari suci".
Ada berbagai jenis Piodalan yang dirayakan di Bali, antara lain:
* Piodalan Pura: Upacara tahunan di pura (kuil) untuk menghormati dewa atau tokoh suci yang dipuja di pura tersebut.
* Piodalan Banjar: Upacara di banjar (desa adat) untuk menghormati dewa pelindung atau tokoh leluhur desa.
* Piodalan Keluarga: Upacara di rumah tangga untuk menghormati dewa leluhur atau tokoh suci keluarga.
Tujuan Piodalan
Baca Juga:Anak Berkebutuhan Khusus Ikut Menari Dan Menabuh Gamelan Saat Perpisahan
Piodalan selain menunjukkan rasa syukur dan penghormatan kepada para dewa, leluhur, dan tokoh suci, juga dipercaya umat untuk memohon keselamatan, kesejahteraan, dan kemakmuran.
Selain itu, piodalan dimaknai sebagai pemurnian diri dari segala kotoran dan memperoleh kekuatan spiritual dan menjalin kebersamaan dan mempererat ikatan sosial dalam masyarakat.
Pelaksanaan Piodalan melibatkan berbagai ritual dan persembahan, antara lain:
* Melasti: Upacara pembersihan di laut atau sumber air untuk mendapatkan tirta (air suci).
* Mekendang: Pertunjukan musik tradisional sebagai tanda dimulainya Piodalan.
* Pemacekan: Pemasangan simbol-simbol keagamaan di pura atau tempat upacara.
* Banten: Pemberian persembahan berupa sesajen dan berbagai makanan.
* Pemangku: Pemimpin upacara yang melakukan doa dan mantra.
* Nyomya: Upacara persembahan dan doa bagi para roh halus.
* Nunas tirta: Penerimaan air suci sebagai sarana penyucian.
Tak hanya sebagai upacara rutin, piodalan memiliki makna penting bagi masyarakat Bali. Sehingga tak heran, ritual ini selalu dilaksanakan oleh umat dan diutamakan.
Baca Juga:Polisi Gerebek Gudang Gas Elpiji Oplosan di Sesetan, Imbas Kebakaran di Jalan Cargo?
* Sebagai sarana untuk melestarikan tradisi dan budaya Hindu.
* Sebagai identitas keunikan dan kebersamaan masyarakat Bali.
* Sebagai bagian dari sistem kepercayaan dan praktik keagamaan yang mendalam.
* Sebagai penguat ikatan spiritual antara manusia dan alam semesta.