SuaraBali.id - Tari Rejang adalah salah satu tarian sakral asal Bali. Tari ini biasa ditampilkan dalam upacara-upacara tertentu diantaranya ritual keagamaan Hindu dan upacara adat.
Tari rejang memiliki ciri Khas dengan gerakan yang anggun dan lamban yang disebut meniru gerakan dewa dan dewi.
Sedangkan kostumnya menggunakan detail yang rumit dimana terdiri dari mahkota emas berhias bunga, kain panjang bermotif prada, dan selendang yang diikat di pinggang.
Tari rejang biasanya diiringi oleh instrumen musik: Gamelan Bali, termasuk gong, gendang, dan simbal. Tari ini juga dilakukan secara berkelompok, dengan penari membentuk barisan atau lingkaran.
Baca Juga:Peringatan Dini Cuaca Buruk di Wilayah Bali 7-9 Juni 2024, Wilayah Ini Harap Waspada
Jenis Tari Rejang:
* Tari Rejang Renteng: Tari yang dilakukan oleh sekelompok perempuan dengan gerakan yang sederhana dan teratur.
* Tari Rejang Dewa: Tari yang lebih sakral, dilakukan oleh penari laki-laki yang mengenakan mahkota dewa.
* Tari Rejang Gutri: Tari yang mengisahkan pertemuan antara Dewa Siwa dan Dewi Parwati.
* Tari Rejang Ayun-Ayun: Tari yang dilakukan oleh penari perempuan yang duduk bersimpuh dan mengayun-ayunkan tubuhnya.
Tak sekadar tarian biasa, Tari Rejang melambangkan harmoni antara manusia dan alam semesta. Gerakannya yang anggun dan lamban menunjukkan sikap hormat kepada dewa-dewa dan kedekatan spiritual antara penari dan dunia suci.
Tak heran Tari Rejang telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2015.
Sedangkan bagi masyarakat di Bali, Tari Rejang memainkan peran penting dalam melestarikan budaya dan tradisi.
Baca Juga:Cuaca Ekstrem di Karangasem Sebabkan Tanah Longsor Hingga Tembok Kantor Camat Roboh
Hal ini karena pertunjukan tari ini sering menjadi bagian dari acara-acara keagamaan dan sosial, memperkuat rasa kebersamaan dan identitas masyarakat Bali.