SuaraBali.id - Salah satu operator kapal pesiar internasional berminat menjadikan Pelabuhan Benoa di Denpasar, Bali, sebagai markas (home port).
Hal ini diungkapkan oleh BUMN PT Pelindo (Persero) yang mengatakan bahwa rencana ini sudah dibicarakan dan masuk tahap awal.
“Kami sudah dalam tahap awal, cukup dalam pembicaraannya,” kata Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono, Minggu (13/5/2024).
Kendati demikian, detil tentang nama Perusahaan kapal pesiar itu belum disebutkan dan masih dilakukan komunikasi lebih intensif.
Baca Juga:Sopir Taksi di Denpasar Curi Ransel WNA Prancis Berisi Uang Rp 30 Juta
Bila nantinya jadi markas, maka Pelabuhan Benoa bisa menjadi tempat mengawali dan mengakhiri perjalanan pesiarnya dengan mengelilingi sejumlah destinasi.
Hal ini diharapkan bisa membawa dampak ekonomi khususnya kepada pariwisata Bali di antaranya untuk mengisi kebutuhan logistik untuk kapal pesiar.
Saat ini pengembangan Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang ditargetkan rampung Oktober 2024 dapat menambah kapasitas kapal pesiar dari dua menjadi empat hingga lima kapal pesiar sandar bersamaan.
Bila Bali menjadi markas operator kapal pesiar, maka pihaknya akan mempersiapkan satu hingga dua terminal yang khusus untuk kerja sama markas kapal pesiar.
“Tiga (terminal) sisanya itu untuk publik, artinya ada satu operator kapal pesiar menjadikan homebase-nya di sini tapi yang lain tetap bisa masuk,” imbuhnya.
Baca Juga:Aturan Tari Joged Bumbung Akan Diajukan, Tak Boleh Ada Gerakan Porno
Pengerjaan proyek BMTH saat ini sudah mencapai 93 persen dengan melibatkan sebanyak 1.900 pekerja lokal.
Ada pun saat ini kapal pesiar sandar di dermaga timur dengan panjang mencapai 500 meter setelah sebelumnya ditambah 160 meter.
Sehingga dua kapal pesiar ukuran jumbo yakni dengan panjang sekitar 294 meter sudah bisa sandar dalam waktu yang bersamaan.
BUMN itu mencatat selama 2023 total sebanyak 48 kapal pesiar sandar di Benoa dengan penumpang mencapai 77.864 orang. (ANTARA)