SuaraBali.id - Menjelang Trisuci Waisak pada 23 Mei 2024 mendatang, Vihara Buddha Sakyamuni di Denpasar menggelar upacara Pindapata.
Upacara ini mengikut sertakan ratusan umat Buddha yang berdiri berjajar menunggu para Bhikkhu untuk pemberian sedekah.
Mereka menanti di sepanjang jalan Gunung Agung Denpasar untuk menyerahkan pindapata kepada Bhikkhu Sangha, Kamis (09/05/2024).
Pindapata ini merupakan rangkaian dari program penyambutan Trisuci Waisak yang diselenggarakan oleh Vihara Buddha Sakyamuni, Denpasar.
Baca Juga:Terekam CCTV, Pria di Denpasar Curi Celana Dalam Wanita
Pindapata diikuti oleh 6 Bhikkhu dan 1 Samanera yaitu Bhikkhu Cittagutto Mahathera, Bhikkhu Sucirano Mahathera, Bhikkhu Sujano Mahathera, Bhikkhu Dhammaratano, Bhikkhu Indamedho, Bhikkhu Pabhajayo dan Samanera Indaviryo.
Tradisi ini adalah cara pendekatan masyarakat secara agama Buddha dan juga merupakan kebiasaan dari para Buddha, baik Buddha yang lampau, Buddha yang sekarang, maupun Buddha yang akan datang.
Kendati demikian, tradisi ini kurang dikenal dalam masyarakat Buddhis Indonesia. Jika dirunut arti katanya, Pindapata berasal dan dua suku kata, yaitu Pinda dan Patta.
Pinda berarti, gumpalan atau bongkahan (makanan) dan Patta berarti mangkuk makan. Sedangkan Patta dapat diartikan pengumpulan makanan dengan mangkuk oleh para bhikkhu dari rumah ke rumah penduduk. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan berpindapata. Tidak hanya bagi para bhikkhu, umat Buddha juga memperoleh kesempatan untuk berbuat baik.
"Disamping itu juga untuk melestarikan Buddha Dhamma yang merupakan kewajiban umat," tutur salah seorang Bhikkhu.
Baca Juga:Sadis! Polisi Ungkap Motif Pembunuhan PSK di Pemogan Kota Denpasar
Selain pindapata, dalam menyambut perayaan Waisak, Vihara Buddha Sakyamuni juga menggelar kegiatan upacara Pattidana yaitu pelimpahan jasa kepada para leluhur yang di laksanakan pada hari Minggu, 19 Mei 2024.