Tradisi Unik Wanita Bali: Menyiram Kepala dengan Air Seusai Pulang dari Setra

Setra ini juga mengandung arti sebagai tempat pemeralina atau peleburan Panca Maha Butha untuk menyatu dengan sang Pencipta.

Denada S Putri
Senin, 22 April 2024 | 18:29 WIB
Tradisi Unik Wanita Bali: Menyiram Kepala dengan Air Seusai Pulang dari Setra
Wanita Bali ini lakukan tradisi unik usai pulang dari Setra. [Ist]

SuaraBali.id - Dua orang wanita yang sedang memakai kebaya adat Bali ini terlihat asik sendiri sambil tertawa-tertawa di halaman depan rumahnya. Dalam sebuah video milik Zin Wira ini memperlihatkan dua Wanita cantik dengan kebaya serba hitamnya Tengah berdiri di depan sebuah bangunan.

Keduanya diduga selesai pulang dari setra. Salah satu Wanita terlihat memegang gayung yang berisi air. Ia kemudian melemparkan gayung tersebut ke arah atap rumah sampai airnya tumpah di atas genting.

Setelah melihat air itu tumpah, kemudian kedua Wanita ini langsung mendekati air tersebut agar kepalanya tersiram dengan air. Menurut informasi, keduanya Tengah melakukan sebuah tradisi seusai pulang dari setra. Tak diketahui pasti apa makna dari tradisi tersebut.

Namun beberapa netizen banyak yang mengungkapkan bahwa hal tersebut biasa dilakukan di atap dapur. Seperti diketahui, setra merupakan istilah yang digunakan umat Hindu untuk menyebut makam atau kuburan.

Baca Juga:Emak-emak Gasak HP di Denpasar Langsung Jual di Lorong Pasar Kreneng

Setra ini menjadi tempat pemakaman sementara bagi Masyarakat Hindu untuk menunggu waktu yang tepat dalam melaksanakan upacara pembakaran mayat atau Ngaben.

Setra ini juga mengandung arti sebagai tempat pemeralina atau peleburan Panca Maha Butha untuk menyatu dengan sang Pencipta atau Sang Hyang Siwa.

Setra berasal dari kata Setra Gandamayu dalam Kitab Yama Purana Tattwa dan Bhagavad Githa disebutkan berasal dari kata Caitra yang artinya Sembilan.

Angka Sembilan dalam ajaran Hindu berarti titik peleburan dan lambang dari Dewa Siwa. Semantara Gandamayu berasal dari dua kata Ganda diartikan sebagai harum atau keharuman dari para Dewa, dan Mayu artinya proses atau pengembalian.

Secara filosofis, Setra Gandamayu mengandung arti tempat untuk melakukan proses penyucian Panca Maha Butha menjadi Dewa.

Baca Juga:Usaha Bhayangkara Lawan Kemustahilan Dalam Laga Hidup-Mati Kontra Bali United

Kontributor : Kanita

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini