Tangkapan Nyale Cuma Segenggam, Amaq Is Hanya Bisa Jadikan Lauk di Rumah

Amaq Is mengatakan sebelum acara puncak bau nyale, sebagian masyarakat sudah banyak yang datang .

Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 01 Maret 2024 | 14:10 WIB
Tangkapan Nyale Cuma Segenggam, Amaq Is Hanya Bisa Jadikan Lauk di Rumah
Nyale atau cacing laut [Suara.com/ Buniamin]

SuaraBali.id - Gelaran Bau Nyale atau menangkap cacing laut tetap digelar setiap tahun di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Ribuan masyarakat datang tumpah ruah ke Pantai Seger Lombok Tengah untuk bisa menangkap Nyale namun rata-rata nyale yang berhasil ditangkap hanya sedikit.

Salah seorang pengunjung Selpi mengatakan sepinya nyale yang keluar pada saat event dinilai karena kurang tepatnya prediksi.

“Meski ombak besar kalau tepat prediksinya ya banyak yang keluar nyale itu,” katanya.

Menurutnya, setelah event berlangsung tidak ada lagi nyale yang akan keluar. Namun dirinya akan melihat lagi selama sebulan kedepan apakah nyale masih ada atau tidak.

Baca Juga:Sumbangan Berujung Penarikan, Caleg PKS Lombok Tengah Buat Gaduh

“Kita lihat sebulan lagi kalau tidak ada ya berarti tidak ada,” katanya.

Ia membandingkan, jika prediksinya tetap maka nyale yang didapatkan hingga satu karung kecil. Namun kali ini dia hanya menunjukkan nyale yang didapatkan sekitar segenggam.

“Kadang-kadang kita jual. Kadang-kadang hanya untuk di rumah saja tergantung hasil tangkapan,” katanya.

Selain itu, pengunjung yang lainnya Amaq Is mengatakan sebelum acara puncak bau nyale, sebagian masyarakat sudah banyak yang datang untuk menangkap nyale.

Bahkan nyale atau cacing laut yang mereka dapatkan lebih banyak jika dibandingkan pada saat pembukaan event berlangsung.

Baca Juga:Kader Gerindra NTB Gaduh Seusai Ketua TKD Lalu Pathul Bahri Diganti

“Pada malam Kamis itu kita sudah turun juga dan banyak yang kita dapat. Kalau sekarang ini tidak banyak. Karena sudah dua malam ini kita datang,” katanya Jumat (1/3/2024) pagi.

Pada malam pertama datang ke Pantai Seger Kuta Lombok Tengah, nyale yang didapatkan setengah dari wadah yang dibawa. Hanya saja pada malam kedua pada saat seremonial berlangsung lebih sedikit.

“Tetap kita datang untuk bau nyale ini setiap tahun,” katanya.

Hasil tangkapan nyale atau cacing laut itu akan diolah menjadi lauk. Karena biasanya masyarakat mengolah nyale menjadi berbagai macam jenis olahan.

Baik itu digoreng sampai kering atau dimasak menggunakan santan.

“Jadi lauk nanti ini pas sampai di rumah. Kita juga nggak sampe menjualnya hanya cukup jadi lauk saja” katanya.

Untuk diketahui, Legenda Putri Mandalika terkenal hampir di seluruh penjuru Pulau Lombok.

Menurut cerita, sang putri yang berparas cantik memilih menceburkan diri ke laut guna menghindari peperangan antar-pangeran yang merebutkan dirinya.

Setelah menceburkan dirinya ke laut muncullah cacing berukuran kecil dengan yang paling mencolok adalah warna hijau dan coklat.

Dengan kemunculan cacing tersebut masyarakat Lombok percaya bahwa Nyale merupakan jelmaan dari Putri Mandalika.

Kontributor : Buniamin

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini