SuaraBali.id - Dinas Perhubungan (Dishub) Bali mengumumkan bahwa proses konstruksi proyek pengembangan transportasi kereta cepat Light Rail Transit (LRT) berpeluang dimulai pada bulan September 2024. IGW Samsi Gunarta, Kepala Dishub Bali, menyatakan bahwa proyek ini bisa sejalan dengan target jika progresnya terus dipercepat, dan peletakan batu pertama bisa dilaksanakan pada bulan Maret 2024.
“Sebetulnya kita lagi hitung kalau misal secara keuangan bisa didukung benar semestinya begitu keuangan didukung sudah oke itu, langsung bisa ground breaking, perkiraan saya kira-kira September mulai konstruksi,” ujar Samsi.
Lebih lanjut, Samsi menyebut bahwa jika semuanya berjalan lancar, groundbreaking bisa dilakukan secepat Maret, dengan upaya maksimal untuk mengejar waktu. Selain pembiayaan, pemerintah saat ini masih fokus pada studi kelayakan proyek LRT yang sedang dilakukan oleh konsorsium Korea Selatan. Namun, beberapa komponen penting seperti penetapan rute dan rencana stasiun sudah ditetapkan.
"Sekarang sudah proses penetapan rute sudah, rencana stasiun sudah, ini sudah menuju penyiapan pembiayaan," tambahnya.
Baca Juga:KPU Bali Lakukan Pemungutan Suara Ulang di 5 Lokasi
Rute proyek LRT tidak mengalami perubahan dari rencana awal. Dishub Bali mengungkapkan bahwa titik awal keberangkatan LRT akan dimulai dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, menuju Central Parkir Kuta, dan selanjutnya ke Seminyak Canggu. Rute ini, dengan perkiraan panjang sekitar 5,3 km, dirancang untuk mengurangi kepadatan lalu lintas yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2027.
Dishub Bali menghitung bahwa sepanjang tiga titik utama tersebut, akan ada delapan stasiun yang akan dilintasi oleh pengguna LRT, semuanya dibangun di sepanjang rute. Meskipun kursi dan jumlah kereta belum dapat dipastikan, pemerintah menargetkan waktu tunggu penumpang cukup 15 menit sekali.
Samsi juga menegaskan bahwa kereta ini akan dibangun di bawah tanah. Oleh karena itu, belum dapat dipastikan apakah akan ada pembebasan lahan di masa mendatang selama proses konstruksi. Jalur darat tetap dibutuhkan sebagai akses keluar dan masuk penumpang LRT. (Antara)