Bukan Sembarang Kentongan, Ini Alasan Kulkul Wajib Ada saat Upacara Adat

Pada umumnya, kentongan ini digunakan sebagai sarana komunikasi.

Denada S Putri
Kamis, 18 Januari 2024 | 16:00 WIB
Bukan Sembarang Kentongan, Ini Alasan Kulkul Wajib Ada saat Upacara Adat
Kentongan Kulkul. [ist]

SuaraBali.id - Masyarakat Bali pasti sudah tak asing lagi dengan kata ‘Kulkul’. Iya Kulkul atau yang dikenal sebagai Kentongan (Jawa) merupakan salah satu instrument musik.

Kulkul ini terbuat dari kayu ataupun bambu. Pada umumnya, kentongan ini digunakan sebagai sarana komunikasi.

Seperti di Pulau Jawa, kentongan digunakan sebagai sarana siskampling atau bahkan untuk membangunkan sahur saat bulan Ramadhan.

Lantas bagaimana dengan Kulkul? Seberapa pentingnya alat ini untuk Masyarakat Bali?

Baca Juga:Jessica Iskandar Melaspas Rumah Baru di Bali, Minta Doa Agar Berlimpah Rezeki

Melansir dari laman ISI Denpasar, Kulkul ini terbagi dalam 3 jenis, salah satunya yaitu Kulkul sakral yang biasanya diletakkan di pura-pura dan disakralkan oleh Masyarakat sekitar.

Sementara itu, keberadaan Kulkul sebagai instrument perkusi tidak bisa dilepaskan dari odalan, pasalnya selalu difungsikan sebagai sarana upacara.

Dalam tata Upacara di Bali, yang harus ada dalam suatu odalan adalah Panca Gita. Panca berarti ‘Lima’, sedangkan Gita adalah ‘suara’.

Hal inilah yang membuat Kulkul sifatnya wajib dan harus ada saat Upacara berlangsung. Pasalnya pembagian Panca Gita ini adalah suara kulkul, suara genta dari orang suci atau pendeta, suara kidung berisi pujian kepada Tuhan, suara sunari dan suara gamelan.

Peninggalan dari leluhur ini biasanya terbuat dari kayu ketewel (Nangka), kayu teges (jati), kayu camplung, dan kayu intaran gading (batang pohon pandan).

Baca Juga:7 Upacara Adat di Bali Beserta Maknanya, Mulai Ngaben Hingga Tumpek Landep

Pemilihan bahan kayu untuk kulkul ini harus yang berkualitas bagus, lantaran akan berpengaruh pada bagus tidaknya suara yang dihasilkan.

Kayu yang baik untuk membuat kulkul adalah kayu Nangka (Artocarpus heterophyllus). Pasalnya, serat kayu Nangka ini lebih padat jika dibandingkan dengan kayu jenis lainnya.

Kontributor: Kanita Auliyana Lestari

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini