SuaraBali.id - Melik dalam ajaran Hindu Bali dipercaya sebagai anugerah besar dari Ida Sanghyang Widhi. Konon katanya, orang-orang dengan kondisi terlahir Melik dipercaya dapat berinteraksi dengan dua alam.
Mereka dipercaya dapat melihat makhluk-makhluk tak kasat mata atau bahasa modernnya kini sering disebut sebagai indigo.
Lantas benarkah mitos bahwa orang-orang melik ini akan cepat meninggal?
Melansir dari Wikipedia, orang yang mengalami Melik ini akan kehilangan nyawanya di hari-hari keramat di Bali.
Baca Juga:PHDI Denpasar Akan Gelar Upacara Menek Kelih Hingga Metatah Massal
Seperti contohnya pada Kajeng Kliwon atau Tumpek Wayang. Menurut kepercayaan masyarakat Bali, orang melik disukai bahkan bisa didekati oleh segala jenis makhluk halus serta para dewa-dewi.
Melik memang dipercaya sebagai anugrah besar dari Yang Maha Kuasa. Namun anugrah itu juga dibarengi dengan resiko yang cukup besar juga.
Banyak sekali orang yang masih muda meninggal dunia dengan kematian yang ‘salah pati’ (kematian yang tidak normal) alias di luar logika manusia pada umumnya.
Menurut Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti dalam sebuah penjelasan beberapa waktu lalu, Melik identik dengan kelebihan seseorang namun juga punya kelemahan.
“Nah kelemahan inilah yang harus dinetralkan. Dalam agama Hindu di Bali, apabila hal ini diabaikan akan mendatangkan celaka," sebutnya,
Baca Juga:Ciri-ciri Dan Kelebihan Orang Melik, Satu Diantaranya Terlilit Plasenta
Banyak yang mengaitkan dengan ancaman kecelakaan atau musibah terhadap seseorang yang lahir Melik. Namun menurut Ida Rsi umat Hindu percaya akan adanya pebayuhan. Sebab bila tak dibayuh ditakutkan akan terkena musibah seperti terbaca pada wewacakannya.
"Sebagai penolaknya, ada yang menyebutkan penundaannya, adalah dengan panglukatan serta pabayuhan," terang Ida.
Namun semuanya tidak perlu menjadi sebuah ancaman tersendiri dalam kehidupan. Orang yang melik bisa lebih mudah diketahui jika ia diterawang orang pintar. Semakin cepat diketahui, maka akan semakin baik.
Kondisi melik ini dapat diruwat atau dilakukan Upacara Pebayuhan. Sampai saat ini masih banyak orang, khususnya umat Hindu yang telah melakukan prosesi pebayuhan nebus melik.
Dalam ruwatan atau pebayuhan ini dijabarkan menjadi 2 macam, yakni ruwatan alit yang dimaksudkan untuk manusia dan ruwatan Agung yang dimaksudkan untuk alam, bisa dilakukan di desa pakraman ataupun di tempat lebih luas seperti Pulau.
Melik ini sendiri terdiri dari berbagai macam jenis, berikut penjelasannya:
1. Melik Adnyana
Melik jenis ini bisa dikatakan yang paling berbahaya. Orang-orang ini biasanya menekuni dunia spiritual seperti pemangku atau balian. Orang yang melik Adnyana sering bermimpi ke pura, mimpi bertemu orang suci hingga berkelahi. Mereka bisa melihat roh halus dan berkomunikasi dengannya.
2. Melik Ceciren
Melik ini ditandai dengan adanya salah satu senjata Dewata Nawa Sanga di bagian tubuh yang terkadang hanya bisa dilihat oleh orang pintar. Contohnya seperti kadengan apit wangke yang berada di kemaluan seseorang, rambut gimbal alami, jari tangan lebih dari jumlah umumnya dan lidah bercak poleng.
3. Melik Kelahiran
Melik ini disebabkan oleh hari kelahirannya sendiri, misalnya Melik Wuku Wayang, anak tunggal, tiba angker (anak terlilit tali pusar).
Orang-orang yang terlahir melik memang dipercaya cepat meninggal dunia (meninggal diusia muda). Namun kembali lagi sesuai dengan kepercayaan, kondisi ini bisa diatasi dengan upacara tertentu baik secara niskala maupun sekala.
Kontributor: Kanita Auliyana Lestari