SuaraBali.id - Hari Raya Keagamaan yang ada di Pulau Bali memang sangat beragam dan banyak sekali. Selain itu, Upacara Adat yang digelar juga sangat bervariasi.
Hal ini menjadi sesuatu yang wajar, lantaran Bali adalah daerah yang masih kental akan tradisi dan budaya.
Peringatan Hari Raya di Bali yang cukup populer adalah Hari Raya Nyepi, Hari Raya Kuningan, Hari Raya Galungan hingga Hari Raya Tumpek Landep.
Padahal, selain itu masih banyak lagi perayaan Hari Raya di Bali, salah satu contohnya seperti Hari Raya Pagerwesi. Dari namanya saja pasti sudah terdengar cukup unik.
Iya, Hari Raya Pagerwesi ini dirayakan untuk memuliakan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan manifestasinya sebagai Sang Hyang Pramesti Guru (Tuhan sebagai guru alam semesta).
Dilihat ada penamaannya, Pagerwesi ini berasal dari 2 kata, yaitu pager atau pagar yang berarti kokoh dan wesi atau besi yang berarti kuat.
Sementara itu melansir dari laman Disbud Buleleng, dalam Lontar Sundarigama, Pagerwesi ialah pemujaan kepada Dewa Siwa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Pramesti Guru.
Guru dianggap memiliki fungsi adiluhung sebagai penuntun, sehingga pemujaan ini dilakukan terhadap guru. Secara tidak langsung, Pagerwesi bermakna sebagai hari yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang diturunkan melalui para guru.
Guru yang harus dihormati dalam hal ini adalah catur guru. Guru Rupaka (orang tua), Guru Pengajian (Guru di sekolah), Guru Wisesa (Pemerintah), dan Guru Swadyaya (Ida Sang Hyang Widhi).
Pagerwesi ini Hari suci Umat Hindu yang jatuh setiap empat hari setelah Hari Saraswati, yaitu diperingati setiap Rabu Kliwon wuku Sinta.
Kontributor: Kanita Auliyana Lestari