Bunyi Menggelegar Tambur, Dulu Pertanda Dimulainya Perang di Karangasem

Bunyi Tambur dan gong yang gemuruh ini berfungsi sebagai pemacu semangat pasukan dalam perang.

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 17 Oktober 2023 | 14:00 WIB
Bunyi Menggelegar Tambur, Dulu Pertanda Dimulainya Perang di Karangasem
Alat Musik Tradisional Bali, Tambur. [kebudayaan.kemdikbud.go.id/]

SuaraBali.id - Alat musik tradisional khas Bali, Tambur memiliki bentuk seperti gendang, namun ukurannya lumayan besar.

Tambur ini digunakan bersamaan dengan kempur atau sebuah gong besar. Keduanya dipukul secara bergiliran dengan waktu yang teratur hingga menimbulkan suara menggelegar “dug”  dan “pur”.

Melansir dari laman resmi Kementerian Kebudayaan, Tambur sudah berkembang sejak masa Kerajaan Karangasem. Pada masa itu, tambur difungsikan sebagai penanda dimulainya perang.

Saat itu Kerajaan Karangasem memperluas wilayahnya dangan menaklukkan daerah-daerah sekitarnya menjadi daerah jajahan melalui peperangan.

Baca Juga:Alat Musik Kuno dari Bali Ini Disebut Bisa Mengantarkan Pelet

Bunyi Tambur dan gong yang gemuruh ini berfungsi sebagai pemacu semangat pasukan dalam perang. Oleh sebab itu, tambur selalu ditempatkan di depan iring-iringan pasukan perang kerajaan.

Seiring dengan berjalannya waktu dan mengikuti perkembangan zaman, alat music Tambur ini akhirnya digunakan sebagai pelengkap dalam konteks upacara Dewa Yadnya.

Upacara Dewa Yadnya merupakan salah satu tradisi suci yang dilaksanakan oleh masyarakat Hindu Bali sebagai wujud penghormatan dan syukur kepada Tuhan atas berkah dan rahmat-Nya.

Ada 5 kidung Dewa Yadnya yang sering ditembangkan, yaitu Kawitan Wargasari, Pupuh Gambuh, Mendak Bhatara (wargasari), Bramara Ngisep Sari, dan Turun Tirta.

Selain itu, alat musik Tambur juga digunakan untuk mengawali iring-iringan upacara besar, seperti upacara Melasti (mensucikan perwujudan Tuhan) dalam upacara besar (Ida betara Turun Kabeh) di Pura Besakih.

Baca Juga:Jadwal Bioskop XXI Bali Hari Ini 17 Oktober 2023, Lengkap dengan Harga Tiket

Selain itu, di Puri Karangasem tambur juga digunakan untuk mengiringi arak-arakan pernikahan memadik (mengambil istri) bagi keturunan bangsawan atau kerabat raja.

Kontributor : Kanita

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak