Sumur Warga di Lombok Barat Serupa Kolam Pertalite, SPBU Pun Dibuat Kaget

Mahani mengatakan kondisi ini sudah dirasakan sejak tiga hingga empat bulan yang lalu.

Eviera Paramita Sandi
Kamis, 05 Oktober 2023 | 12:32 WIB
Sumur Warga di Lombok Barat Serupa Kolam Pertalite, SPBU Pun Dibuat Kaget
Penampakan air sumur warga di Dusun Nyiur Gading Lombok Barat yang diduga terkontaminasi BBM jenis Pertalite, Rabu (4/10/2023). [Suara.com/ Buniamin]

SuaraBali.id - Sekitar 30 sumur air bersih milik warga di Dusun Nyiur Gading Lombok Barat terkontaminasi BBM. Puluhan sumur warga tersebut tidak hannya memiliki bau seperti bensin tapi sudah berubah warna menyerupai BBM jenis Pertalite.

Salah seorang warga, Mahani mengatakan kondisi ini sudah dirasakan sejak tiga hingga empat bulan yang lalu. Setiap mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari mencium bau bensin dan jika disiram dan dipercikan api langsung tebakar.

“Sampai tiga kali kita kuras hingga kering tetap melekat bukan hilang tapi tetap. Jadi kalau kita ambil wudhu ada kita pakai tapi sedikit,” katanya Rabu (4/10/2023) pagi.

Dengan tercemarnya air sumur milik warga tersebut membuatnya kesulitan untuk mandi dan aktifitas lainnya yang membutuhkan air. Karena sumur yang dimiliki sudah seperti kolam bensin.

Baca Juga:PSSI Inginkan Emil Audero Dinaturalisasi, Tetangga di Lombok : Gajinya Minimal Harus Sama

“Ya sudah seperti kolam minyak ini. Karena sekarang ini tambah hijau air sumurnya. Lumayan jauh kita ambil air,” ujarnya.

Sementara warga yang lainnya Nasir mengatakan kondisi air sumurnya juga sama dengan yang lainnya. Namun terpaksa digunakan terutama untuk menyiram tanaman. Hanya saja karena menggunakan air sumur tersebut tanamannya menjadi kuning hingga tidak berbuah.

“Awalnya itu tidak begitu keras, kayak bau plastik karena saya punya dua sumur. Di depan itu kita gunakan timba dan kandungan minyaknya yang terambil jadi keras sekali. Jadi kalau yang satunya menggunakan pipa dibawah tercium tapi tidak terlalu keras,” katanya.

Selain bau yang berubah, air sumur warga juga tidak seperti biasanya. Karena setiap ambil menggunakan tangan terasa licin seperti halnya BBM.

“Kita tidak konsumsi. Paling hanya untuk cuci piring tapi nanti piringnya kita bilas lagi air galon. Karena kalau untuk konsumsi sudah tidak layak,” katanya.

Baca Juga:Sosok Emil Audero Semasa Kecil di Lombok Menurut Tetangga, Sering Pulang Diam-diam

Kasus yang dialaminya sambung Nasir juga pernah terjadi di daerah lain di Indonesia. Hanya saja, meski air sumur yang dimiliki bau bensin tapi tidak nyala ketika di percikan api.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini