Nasi Goreng Titik Kumpul Ala BPBD Kota Mataram, Ini Artinya Saat Bencana

Nama menu tersebut adalah Nasi Goreng Titik Kumpul.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 23 Agustus 2023 | 18:21 WIB
Nasi Goreng Titik Kumpul Ala BPBD Kota Mataram, Ini Artinya Saat Bencana
Penampakan "nasi goreng titik kumpul" yang merupakan menu ciptaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam lomba masak nasi goreng "seafood" antar OPD se-Kota Mataram dalam rangka menyambut HUT ke-30 Kota Mataram. (ANTARA/Nirkomala)

SuaraBali.id - Sebuah menu makanan diciptakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Nama menu tersebut adalah Nasi Goreng Titik Kumpul.

Nasi Goreng Titik Kumpul digunakan sebagai bagian dari edukasi dan sosialisasi masyarakat dalam upaya mitigasi bencana.

"Nasi Goreng Titik Kumpul kami buat dengan menggunakan bahan-bahan sederhana, mudah, dan murah, namun memiliki komposisi gizi berimbang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Rabu (23/8/2023).

Baca Juga:Rayakan HUT RI-78, Kibarkan Bendera Sambil Berkeliling Naik Sepeda Onthel

Menu Nasi Goreng Titik Kumpul itu diciptakan BPBD saat mengikuti lomba masak nasi goreng seafood" antar-Organisasi Perangkat Daerah (OPD) se-Kota Mataram dalam rangka menyambut HUT ke-30 Kota Mataram pada 31 Agustus 2023.

Ide Nasi Goreng Titik Kumpul adalah implementasi BPBD sebagai OPD terdepan dalam bidang kebencanaan.

Biasanya ketika ada bencana, lanjutnya, BPBD akan memberikan kebutuhan masyarakat, termasuk menyiapkan makanan di dapur umum bagi warga terdampak bencana di lokasi titik kumpul atau tempat evakuasi.

"Jadi makan nasi goreng ini akan lebih nikmat sambil kumpul-kumpul," katanya.

Bahan-bahan yang digunakan selain nasi putih, telur, sayur-sayuran, bumbu-bumbu dasar, juga menggunakan ikan tongkol sebagai pelengkap untuk memenuhi unsur protein hewani sesuai tema nasi goreng seafood.

Baca Juga:Gempa Bumi M 5,8 Guncang NTT, Terasa di Mataram Hingga Denpasar

"Ikan tongkol kita pilih karena menjadi hasil tangkapan utama nelayan di Kota Mataram, murah meriah, dan bisa kita dapatkan dengan mudah," katanya.

Sedangkan soal Titik Kumpul, keberadaan titik kumpul di Kota Mataram, menurut Mahfudin, hingga saat ini semua bangunan publik sudah punya titik kumpul, seperti sekolah, perkantoran, serta di area areal publik lainnya, termasuk di kawasan rawan bencana di pesisir pantai.

"Titik kumpul yang dipasang pada area publik itu sudah diedukasi juga, bukan hanya sekedar dipasang. Jadi mereka tahu ketika ada bencana, mereka harus ikuti rambu jalur evakuasi menuju titik kumpul," katanya. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini