Waspada Gelombang Tinggi di Selat Bali Terutama Untuk Penyebrangan

Hal ini membuat pelaku wisata bahari, dan nelayan, harus mengantisipasi potensi ketinggian gelombang laut itu.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 14 Juni 2023 | 18:35 WIB
Waspada Gelombang Tinggi di Selat Bali Terutama Untuk Penyebrangan
Penyeberangan selat Bali. (BeritaJatim)

SuaraBali.id - Peringatan dini potensi gelombang laut tinggi di Selat Bali mencapai hingga 3,5 meter yang diperkirakan terjadi pada 14-16 Juni 2023.

Hal ini dikemukakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

“Angin umumnya bertiup dari arah timur-tenggara dengan kecepatan hingga 40 kilometer per jam (21,5 knot),” kata Kepala BMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho, Rabu (14/6/2023).

Hal ini membuat pelaku wisata bahari, dan nelayan, harus mengantisipasi potensi ketinggian gelombang laut itu.

Baca Juga:Tak Suka Suara Rotator, Bule Amerika Rusak Mobil Polisi di By Pass Ngurah Rai

Terlebih Selat Bali adalah kawasan strategis penyeberangan Bali-Jawa yang menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana dengan Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi.

Tak hanya selat Bali, di Selat Lombok juga berlaku potensi yang sama sehingga perlu diwaspadai pelaku wisata bahari, nelayan, dan operator kapal.

BMKG menyebutkan penyebabnya adalah gerakan angin yang konstan bertiup dari daratan Australia menuju Asian dan memasuki musim kemarau di Bali yang puncaknya diperkirakan Juli-Agustus 2023, pergerakan angin umumnya dari timur atau Australia.

BMKG menyebutkan kondisi angin dan gelombang laut yang berisiko tinggi terhadap keselamatan berlayar, yakni perahu nelayan apabila kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.

Kapal tongkang apabila kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter dan kapal feri apabila kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.

Baca Juga:Nasib Terkini Puluhan Warga Korban Kebakaran di Kampung Jawa Denpasar

Sementara itu cuaca umum di Bali diperkirakan cerah berawan namun ada potensi hujan ringan tidak merata di Bali Utara, Timur, dan Tengah.

Kondisi itu disebabkan kuadran empat atau maritime continent yang berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan dengan suhu muka laut berkisar 26-30 derajat Celsius.

Selain itu massa udara basah terkonsentrasi di lapisan permukaan hingga lapisan 700 milibar atau 3.000 meter. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak