Dinkes Bali : Tak Ada Produk Obat Sirop Praxion di Hasil Penelitan Anak-anak Gagal Ginjal Akut

Menurutnya survey ini dilakukan sejak Oktober 2022, di mana saat itu kasus gagal ginjal akut menyerang 18 balita dan anak.

Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 10 Februari 2023 | 17:21 WIB
Dinkes Bali : Tak Ada Produk Obat Sirop Praxion di Hasil Penelitan Anak-anak Gagal Ginjal Akut
Kasus gagal ginjal akut di Indonesia menjadi perhatian banyak masyarakat. (unsplash)

SuaraBali.id - Isu gagal ginjal kembali ramai jadi pembahasan setelah nama obat sirop Praxion ditarik kembali dari penjualan bebas di masyarakat.

Namun demikian, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali Nyoman Gede Anom menyampaikan Tidak ada obat sirup merek Praxion dalam hasil surveilans terhadap anak-anak yang pernah menderita gagal ginjal akut progresif atipikal di Pulau Dewata sejak 2022 lalu.

"Surveilans ada karena ada kasus gagal ginjal akut yang meninggal. Dan itu 18 orang kami datangi semua dan tidak boleh kami publikasikan (hasil survailans). Ini juga sudah kami laporkan ke Kemenkes, dulu obat sirup Praxion tidak ada di penemuan," katanya, Jumat (10/2/2023).

Menurutnya survey ini dilakukan sejak Oktober 2022, di mana saat itu kasus gagal ginjal akut menyerang 18 balita dan anak, dan kini kasusnya tak ada lagi.

Sebelumnya, BPOM sempat memerintahkan untuk menghentikan sementara produksi dan distribusi obat Praxion, yang merupakan obat sirup yang dikonsumsi pasien meninggal dunia akibat gagal ginjal akut progresif atipikal di Jakarta pada Sabtu (4/2) lalu.

Namun meski uji membuktikan bahwa obat Praxion aman, Kepala Dinkes Bali menegaskan bahwa hingga kini obat sirup tidak dijual bebas di apotek maupun toko obat, termasuk meminta rumah sakit berhati-hati dalam meresepkan pasien.

"Kami mengimbau bagi ibu-ibu yang memiliki anak walaupun sakit apapun, jangan sampai anaknya tidak kencing. Kalau bisa datang ke faskes dan jangan beli obat sendiri. Untuk saat ini jangan beli obat sembarangan, pakailah obat dari dokter atau faskes," ujarnya.

Dinkes Bali memastikan penyakit gagal ginjal akut tidak ada lagi di Pulau Dewata, ini terjadi berkat koordinasi yang terus dilakukan dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali sejak kasus pertama muncul di tahun lalu.

"Kalaupun ada, bertindak sedini mungkin. Teman-teman di puskesmas mengingatkan masyarakat untuk jangan terlambat membawa anaknya, semua yang meninggal itu karena terlambat," katanya.

Disampaikannya bahwa saat ini stok antidot cukup apabila ditemukan kasus gagal ginjal akut pada anak, namun apabila penanganannya terlambat maka solusinya hanya cuci darah, demikian Gede Anom. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak