SuaraBali.id - Seekor buaya muara (Crocodylus porosus) yang dievakuasi di Pantai Legian, Badung, Rabu (4/1/2023) akhirnya mati setelah dirawat di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tabanan selama 1–2 jam.
Berdasarkan laporan Kepala BKSDA Bali R. Agus Budi Santosa, Kamis (5/1/2023) menyampaikan saat dirawat di PPS Tabanan, petugas menemukan luka-luka lama di tubuh buaya tersebut.
“Lukanya luka lama, bukan luka baru. Tidak diketahui karena apa,” jelasnya.
Menurutnya, buaya tersebut mengalami luka di pinggang dan punggungnya.
Baca Juga:Banser Bantu Pengamanan Hari Raya Galungan Umat Hindu di Bali
Sebelumnya, buaya muara ini telah diselamatkan oleh penjaga pantai dari Balawista Pantai Kuta.
Karnivora tersebut berenang dan berjalan di bibir pantai depan Hotel Padma, Legian, Kuta, Badung, pada Rabu sekitar pukul 15.00 WITA.
“Pukul 15.30 WITA, buaya berhasil ditangkap dan diikat tanpa ada korban jiwa atau korban luka-luka, dan pukul 15.30 WITA buaya itu dapat diangkut ke mobil rescue BKSDA Bali,” kata Agus Budi.
Petugas pun melakukan penangkapan buaya tersebut menggunakan tali dan bambu yang biasa digunakan untuk menyelamatkan warga tenggelam.
Penjaga pantai dari Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) bersama para pedagang di sekitar pantai berinisiatif menangkap buaya agar hewan itu tidak lari kembali ke laut, setelah mereka menghubungi Pos Induk Balawista, Polsek Kuta, dan BKSDA Bali.
Baca Juga:Bali Masih Jadi Primadona Australia, Rute Penerbangan Ditambah
“Setelah ditangkap dan diselamatkan, sesuai arahan Ibu Direktur KKHSG (Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Sumber Daya Genetik) KLHK Indra Exploitasia, buaya tersebut langsung dibawa ke Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tabanan untuk penanganan lebih lanjut,” kata Kepala BKSDA Bali.
Di PPS Tabanan, petugas dari BKSDA pun memberi injeksi vitamin biodin untuk perawatan awal.
Namun, buaya itu akhirnya meninggal setelah menerima perawatan dari BKSDA.
“Bangkainya dikubur. Tempat dan waktunya mohon maaf tidak bisa diberitahukan,” kata dia.
Sejauh ini, BKSDA belum dapat memastikan asal buaya. Walaupun demikian, hewan amfibi itu kemungkinan berasal dari Tahura Mangrove Ngurah Rai.
BKSDA pun meminta masyarakat, termasuk wisatawan dan pengelola wisata, mewaspadai kemungkinan adanya buaya muara/buaya air asin (Crocodylus porosus) lainnya di sekitar Pantai Legian setelah seekor buaya berhasil diselamatkan di lokasi tersebut.
“Petugas Balai KSDA Bali telah meminta agar anggota Balawista (penjaga pantai, red.) beserta masyarakat sekitar pantai untuk waspada terhadap kemungkinan adanya buaya lain di sekitar pantai,” kata Kepala BKSDA Bali R. Agus Budi Santosa. (ANTARA)