SuaraBali.id - 250 kaum muda di Bali khususnya perempuan dan kaum marginal dinilai rentan dan jarang mendapat kesempatan untuk memiliki keahlian dalam bidang IT dan wirausaha.
Oleh sebab itu Yayasan Plan Indonesia mengembangkan program Ready To Work yang di wilayah Bali selama satu tahun.
Program ini menyasar kaum muda berusia 16-29 tahun terutama di Kota Denpasar, Badung, Karangasem dan Gianyar.
Direktur Sumber Daya dan Mobilisasi Plan Indonesia Linda Sukandar mengatakan bahwa program ini ditujukan bagi kaum marginal dalam hal ini khususnya perempuan dan penyandang disabilitas di Bali agar bisa memiliki akses dalam hal ketenagakerjaan dan wirausaha.
Baca Juga:Regidatau Kirimi Bunga Untuk Toko Denise Chariesta di Bali
“Di Bali kami spesifik mengembangkan mentoring untuk kamu muda marginal dan disabilitas berusia 16-29 tahun untuk ketenagakerjaan dan wirausaha hijau,” ujar Resources and mobilisation Director Plan Indonesia, Lina Sukandar, Kamis (15/12/2022).
Adapun program pelatihan ini akan membantu kaum muda untuk mengembangkan minat seperti halnya di bidang IT dan digital seperti UI/UX, digital marketing dan lain sebagainya.
Program ini dilakukan selama satu tahun dengan durasi pelatihan selama 3 bulan.
250 peserta yang berminat nantinya akan diseleksi dan dimentori. Selain itu juga akan dibantu akses magang di perusahaan.
Program Ready To Work diharapkan akan bisa membantu generasi muda di Bali untuk siap bekerja.
Baca Juga:Buka Toko di Bali, Denise Chariesta Girang Dapat Karangan Bunga Regidatau
Manajer Program Ready to Work Dini Arifah mengatakan bahwa nantinya kaum muda ini akan mendapat banyak pelajaran yang bisa dilakukan secara daring maupun luring sehingga bisa dilakukan secara fleksibel.
"Nantinya kaum muda ini juga akan dibekali ilmu pengelolaan keuangan. Dan akan diberi pendanaan lewat proyek mini yang nantinya kita bantu tapi tetap didampingi jadi mereka tidak kelola sendiri," ujarnya.
Namun demikian ketika ditanya mengenai jaminan kepastian para peserta ini akan diterima di perusahaan. Dini mengaku tak bisa memastikan itu. Akan tetapi ia lebih menekankan pembentukan self esteem atau kepercayaan diri para peserta