Produk yang mereka jual berkisar di harga Rp125 ribu-Rp1,2 juta dan umumnya di jual di luar Bali khususnya Jakarta, serta sempat menembus Singapura dan Malaysia.
Dalam satu bulan, UMKM Ethneeq mampu memproduksi 300-400 buah tas kain goni, sedangkan untuk suvenir seperti totebag bisa mencapai 1.500 buah per bulan dengan penyelesaian 20 buah per hari, sehingga omzet usaha tersebut mencapai Rp60 juta-Rp200 juta per bulan.
Dengan terpilihnya UMKM Ethneeq sebagai satu dari 22 UMKM resmi yang hasil karyanya dijadikan suvenir G20, Aqmarina mengaku sangat senang, apalagi sebelumnya ia sempat mengikuti kurasi sebagai suvenir saat event balap di Mandalika dan gagal.
Ia berharap dengan terpilihnya Ethneeq dan UMKM lainnya dapat mengenalkan lebih jauh lagi tentang Indonesia kepada negara-negara G20.
Baca Juga:393 Mobil Listrik Tiba di Bali
"22 UMKM yang dipilih ini dipercaya untuk mewakili produk yang lain juga yang bisa menceritakan budaya Indonesia. Dunia bisa melihat Indonesia tidak hanya Bali, Lombok, tapi juga yang lainnya," ujarnya. (ANTARA)