IDAI Bali : Dokter Anak Pusing Semua Tidak Ada Obat Sirop

Orang tua pasien kerap meminta langsung kepada dokter agar tak diresepkan obat sirop.

Eviera Paramita Sandi
Kamis, 20 Oktober 2022 | 16:19 WIB
IDAI Bali : Dokter Anak Pusing Semua Tidak Ada Obat Sirop
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali dr. I Gusti Ngurah Sanjaya Putra saat menjelaskan soal penggunaan obat puyer untuk peralihan dari obat sirup antisipasi gagal ginjal akut misterius pada anak di Denpasar, Kamis (20/11/2022). [Foto : ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari]

SuaraBali.id - Ditahannya penjualan obat-obatan dalam bentuk cair atau sirop oleh Kementrian Kesehatan RI membuat dokter harus mencari alternatif lain saat meresepkan obat untuk pasien.

Di Bali, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali I Gusti Ngurah Sanjaya Putra merekomendasikan penggunaan obat puyer sebagai pengganti obat sirop bagi anak.

"Rekomendasi dari IDAI, sementara pakai puyer atau kalau (sakit) panas bisa pakai suppositoria. Kalau obat sirop sementara tidak boleh," kata Sanjaya di Denpasar, Kamis (20/11/2022).

Sejak instruksi Kemenkes yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atipical Progressive Acute Kidney Injury) pada anak diluncurkan, dokter anak di RSUP Prof Ngoerah itu tak lagi meresepkan obat sirop.

Baca Juga:Bukan Hanya Obat Cair, Kemenkes Juga Larang Penjualan Bebas Vitamin Cair

"Direkomendasikan sekarang ya langsung ke dokter, otomatis kita resepkan dan apotek juga tidak bisa menjual obat sirop secara bebas," ujarnya.

Dokter Sanjaya menyampaikan bahwa instruksi dari Kemenkes ini dilakukan sampai keluar hasil dari investigasi pihak Kementerian Kesehatan, BPOM, pusat laboratorium forensik, dermatologi dan organisasi profesi lainnya, karena hingga kini belum ada kepastian mengenai penyebab terjadinya penyakit gagal ginjal akut misterius pada anak.

"Saya juga berharap mudah-mudahan pemangku kebijakan dari Kemenkes atau BPOM ini cepat bekerjanya. Misalnya, besok ada hasil ternyata obat sirop aman, itu yang kita harapkan, dokter anak pusing semua tidak ada obat sirop," katanya.

Menurutnya juga tak sedikit masyarakat yang sudah peduli terhadap kasus ini. Orang tua pasien kerap meminta langsung kepada dokter agar tak diresepkan obat sirop, sehingga ini dinilai cukup membantu.

Kendati demikian IDAI Bali meminta masyarakat untuk waspada, terutama terhadap anak dengan usia di bawah tujuh tahun.

Baca Juga:Apotek di Denpasar Sudah Tak Menjual Obat Sirop Secara Bebas

Anak-anak ini yang biasanya mengalami gejala batuk, pilek, infeksi saluran cerna, hingga penurunan produksi urine

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini