Festival Jatiluwih Cultural Week Diharapkan Dongkrak Kunjungan Wisatawan Bali

JCW bertajuk Rise of The World Heritage

Muhammad Yunus
Minggu, 16 Oktober 2022 | 15:33 WIB
Festival Jatiluwih Cultural Week Diharapkan Dongkrak Kunjungan Wisatawan Bali
Ilustrasi wisata Bali [Suarabali.id/Envato]

SuaraBali.id - Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya berharap Festival Jatiluwih Cultural Week (JCW) 2022 bertajuk Rise of The World Heritage pada 15-16 Oktober 2022 mampu mendongkrak kunjungan wisatawan ke kabupaten di Provinsi Bali tersebut.

"Saya harap festival yang digelar selama dua hari ini mampu mendongkrak kunjungan wisatawan ke daerah yang kita cintai ini," katanya di Tabanan, Bali, Minggu 16 Oktober 2022.

Ajang JCW yang berkolaborasi dengan mahasiswa Poltekpar Bali itu, akan dimeriahkan berbagai kegiatan di antaranya seni budaya dari kearifan lokal yang ada di Jatiluwih dan keterlibatan kalangan UMKM lokal dalam kegiatan weekend market dengan menawarkan hasil atau ciri khas masyarakat Jatiluwih.

"Kabupaten Tabanan memiliki tiga daerah tujuan wisata unggulan yakni Pura Ulundanu Beratan Bedugul, Jatiluwih, dan Tanah Lot. Ketiga destinasi itu merupakan sumber PAD bagi Tabanan," katanya

Baca Juga:Pemkot Denpasar Bergerak! Happy Puppy Bali, Karaoke Keluarga yang Sediakan Miras dan LC Bertarif Rp 500 Ribu

Setiap destinasi memiliki potensi dan keunggulan masing-masing, seperti Ulundanu dengan pura dan panorama danau yang indah, Tanah Lot dengan pura dan lautnya, serta Jatiluwih dengan heritage sawahnya.

Untuk Jatiluwih, pihaknya menekankan harus didukung dengan infrastruktur, seperti tempat parkir dan jalan yang lebar agar bisa meningkatkan kunjungan wisatawan.

"Ini pekerjaan rumah (PR) Pemerintah Kabupaten Tabanan, khususnya dinas pariwisata maupun stakeholder terkait lainnya yang mendukung pariwisata di Jatiluwih. Mudah-mudahan, ke depan ada sebuah konsep yang baik dan bagus ataupun masterplan yang bagus untuk mengangkat Jatiluwih," ujarnya.

Bupati Sanjaya mengingatkan pembangunan di heritage Jatiluwih harus dijaga karena ada sawah dan panorama yang harus dilindungi, sehingga tidak bisa sembarangan membangun infrastrukturnya.

Namun, pihaknya yakin dengan adanya keterlibatan universitas masuk di desa adat, desa dinas, dan objek-objek wisata, pasti memiliki sebuah kajian akademis yang baik, sehingga apa yang menjadi pengalaman, pembelajaran, dari pendidikannya tersebut diaplikasikan pada objek-objek tersebut.

Baca Juga:Ulasan Novel Senjakala, Mengenal Lebih Dekat Tradisi Masyarakat Bali

"Pemerintah Kabupaten Tabanan memberi apresiasi kepada Poltekpar Bali dan Desa Jatiluwih yang melakukan sebuah kerja sama berupa MoU di desa wisata itu," kata Sanjaya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini