Pada saat ditemukan, posisi korban tengadah dan menggendong dua tas ransel warna hitam yang masing-masing berisi batu pipih untuk pijakan kaki. Korban lantas diangkat ke atas dan dibaringkan ke pinggir kolam.
"Terlihat dari batang hidungnya mengeluarkan darah," ujarnya.
Peristiwa tewasnya David disampaikan ke pemilik vila dan diteruskan ke pihak berwajib. Tak berselang lama, petugas dari Polsek Kuta dan Tim Identifikasi Polresta Denpasar tiba di lokasi untuk melakukan pemeriksaan dan Olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Tidak ditemukan luka-luka atau tanda kekerasan pada tubuh korban. Di dalam kamar korban, ditemukan dua lembar brosur terkait penyakit parkinson," tegasnya.
Baca Juga:Bali Longgarkan Kebijakan PMK, Pasar Hewan Kini Boleh Dibuka Kembali
Mengenai penyakit ini, Tasha membenarkan, korban disebut mengidap parkinson sejak 15 tahun lalu dan sekitar empat tahun lalu penyakit itu semakin parah.
"Sehingga korban mengkomsumsi obat yang dibawa dari Canada setiap hari dan setiap kambuh. Korban terakhir kali berkomunikasi dengan pacarnya via pesan di ponsel untuk meminta sopir menjemput pukul 11.30 wita," pungkas Iptu Sukadi sembari mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Konsulat Kanada.
Selanjutnya, jenazah David dievakuasi ke RSUP Prof Ngoerah menggunakan ambulans BPBD Kota Denpasar guna proses lebih lanjut.
Catatan Redaksi: Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, silakan hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.
Bisa juga Anda menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email [email protected] dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan, 24 jam.
Baca Juga:I Made Suriana Bawa Masakan Khas Bali ke Kota Berbiaya Termahal di China