Jembatan Kaca Gianyar, Proyek Buatan China yang Akan Jadi Obyek Wisata Baru di Bali

Pembangunan jembatan kaca ini dikerjakan oleh PT Kaishi dari China dengan memanfaatkan lahan dari desa.

Eviera Paramita Sandi
Kamis, 01 September 2022 | 17:45 WIB
Jembatan Kaca Gianyar, Proyek Buatan China yang Akan Jadi Obyek Wisata Baru di Bali
Obyek wisata jembatan kaca di Gianyar, Bali, yang akan menghubungkan Kecamatan Sukawati dan Blahbatuh, Kamis (1/9/2022). [ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari]

SuaraBali.id - Obyek wisata jembatan kaca di Kabupaten Gianyar, Bali, akan segera rampung, sehingga akan menjadi daya tarik bagi wisatawan berkunjung ke wilayah tersebut.

Jembatan ini akan menghubungkan pengguna dari Banjar Tegenungan, Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati dengan Banjar Blangsinga, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh.

"Jembatan kaca menyambungkan dua desa dinas dan dua kecamatan, yaitu Blahbatuh dan Sukawati. Kalau sekarang sudah 90 persen jadi dan saat ini sedang penataan," kata Perbekel Desa Saba Ketut Redana di Gianyar, Bali, Kamis (1/9/2022).

Jembatan ini akan jadi tambahan obyek wisata di Desa Saba, yang sebelumnya sudah ada waterfall (air terjun), Oleh-oleh Krisna, penangkaran penyu, penglukatan Siwa Budha, dan Pantai Saba yang tidak kalah menarik.

Baca Juga:Mantan Sopir Travel di Denpasar Jual Togel Online, Setiap Hari Raup Rp 100-150 Ribu

Pembangunan jembatan kaca ini dikerjakan oleh PT Kaishi dari China dengan memanfaatkan lahan dari desa ini nantinya akan berukuran panjang total 190 meter dengan tinggi 40 meter.

Menurut Redana kekuatan dari jembatan tersebut akan diuji nantinya dengan air seberat 10 ton untuk membuktikan kekuatan setara 250 orang berlalu lalang.

"Alas dan dinding jembatan dari kaca. Nanti, ketika berjalan alasnya akan muncul seperti efek retak, tapi untuk saat ini alat dan teknologinya belum terpasang," kata dia.

Bila telah rampung, maka sebanyak 60 persen dari jumlah total pegawai akan diambil dari warga lokal, dengan pembagian 30 persen bagi Blangsinga dan 30 lainnya untuk Tegenungan.

Sementara 40 persen sisanya adalah tenaga menengah ke atas yang diambil dari negara pembuat.

Baca Juga:Cerita Dokter Asal Bali Saat Autopsi Jasad Brigadir J, Hanya Beberapa Jam Saja

Redana menuturkan bahwa berdasarkan sosialisasi dari Kaishi, proyek ini akan selesai pada September 2022 atau setelah dua tahun pengerjaannya.

Jembatan kaca yang diberi nama The Glass Bridge itu akan diselesaikan secara bertahap, mulai dari obyek utamanya yaitu fisik jembatannya.

Hingga kini belum dapat dipastikan harga tiket untuk melintasi jembatan kaca itu, namun diyakini akan membantu peningkatan PAD desa ketika wisatawan nantinya datang.

"Harga tiket belum pasti karena belum penataan. Nanti, akan ada perosotan ke bawah kolam renang, ada restoran juga. Tahun 2023, Oleh-oleh Krisna Bali akan membangun taman bunga seluas 2-3 hektare untuk spot center, pun juga terdapat bunga-bunga yang dapat dijual," ujar Redana.

Adapun target dari desa adalah pemulihan ekonomi dilihat dari masuknya wisatawan ke daerah tersebut. Perbekel Desa Saba menyebut dari pihak PT Kaishi menargetkan kunjungan sebanyak 2.000 orang per hari.

Saat ini, pascapandemi Desa Wisata Saba mulai kembali bangkit dengan kehadiran wisatawan domestik dan mancanegara sekitar 50 bus per hari, yang mana para pengunjung akan membayar retribusi masuk sebesar Rp20.000, belum termasuk wahana jembatan nantinya.

"Masyarakat mendukung sekali adanya obyek jembatan kaca. Ekonomi kreatif akan muncul, orang-orang bisa berjualan dan menambah sumber penghasilan bagi tiap keluarga. Kita juga sedang merancang kepada Kementerian Tenaga Kerja kalau bisa didukung untuk mengembangkan ekonomi kreatif," kata Redana. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak