Alhasil, para peserta yang berasal dari berbagai daerah di pulau Lombok tertarik untuk mengikuti karnaval tenun yang menjadi agenda tahunan ini.
"Busana yang dipergunakan harus berbahan kain tenun 30 persen,” katanya.
Wakil Bupati Lotim H Rumaksi usai menyaksikan karnaval tenun berharap event alunan budaya ini menjadi kalender wisata.
Dengan demikian peserta akan lebih banyak dan tentunya para UMKM bisa menjajakan produk andalannya.
"Kami inginkan alunan budaya ini mempunyai dampak yang luas", harapnya.
Rumaksi menginginkan gaung karnaval tenun tekenal hingga ke luar pulau Lombok bahkan ke mancanegara.
Salah satunya para penenun dapat membuka stand dan menampilkan kepada pengunjung tata cara menenun dan hasil tenun yang mempesona.
"Kita punya banyak potensi yang dapat mengundang wisatawan lokal ataupun mancanegara", katanya.
Kedepan, Rumaksi mengingkan alunan budaya dapat digelar tiap tahun. Untuk itu pihaknnya berjanji akan menganggarkan agenda alunan budaya di desa Pringgasela.
"Supaya potensi yang ada betul-betul kita galakkan. Kemarin pembukaan saya liat banyak turis yang liat,” pungkasnya.