Pro Kontra Terminal LNG Sanur, Pengamat Menilai Kekhawatiran Masyarakat Perlu Ditanggapi

Biasanya penolakan masyarakat tersebut justru terjadi lantaran adanya kurangnya komunikasi dan sosialisasi

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 29 Juni 2022 | 18:07 WIB
Pro Kontra Terminal LNG Sanur, Pengamat Menilai Kekhawatiran Masyarakat Perlu Ditanggapi
Warga Desa Adat Intaran, Sanur berkumpul untuk melaksanakan upacara sembahyang di Pesisir Pantai Merta Sari Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (28/6). [ANTARA/ Rolandus Nampu]

Adanya pembangkit listrik yang menggunakan energi bahan bakar fosil yang selama ini ada menurutnya akan menimbulkan residu polutan yang tidak sedikit.

“Dari sisi ekonomi pun penggunaan gas memiliki nilai efisiensi yang signifikan,” ungkap dia.

Menurutnya, dengan penggunaan gas dalam sistem pembangkitan listrik di Bali dengan sendirinya akan meningkatkan kemandirian energi bagi Bali.

Selain itu, penggunaan energi bersih akan memberi citra positif untuk Bali di mata dunia.

Baca Juga:Teco Andalkan Eber Bessa di Laga AFC Cup Bali United Vs Kaya FC Iloilo Filipina

Mengenai pemilihan lokasi pemmbangunan lokasi proyek di Kawasan Pariwisata Sanur, ia menyebut bahwa Bali sebenarnya pernah memiliki pengalaman bagaimana mengelola kawasan proyek dengan melakukan program recovery lingkungan dengan pendekatan sosial budaya yang tepat.

Sebutlah, proyek Denpasar Sewerage Development Project (DSDP), Proyek Pengamanan Pantai Sanur, Kuta, Nusa Dua dan Tanah Lot (Bali Beach Conservation Project), pembangunan waduk, instalasi pengolahan sampah di Denpasar, yang ekses negatifnya mampu diminimalisasi.

“Yang penting, setiap proyek harus memberi manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat dan alam Bali, agar tetap selaras dengan prinsip-prinsip Tri Hita Karana. Manusia Bali tidak bisa lepas dari harmonisasi manusia-lingkungan sebagai bentuk yadnya kepada Tuhan,” imbuhnya.

“Di Indonesia harus diakui persoalan penentuan lokasi proyek sering menimbulkan masalah karena kita belum memiliki suatu sistem data terintegrasi terkait lokasi dan statusnya. Dari blueprint tersebut kemudian didetailkan ke masing-masing titik lokasi, berupa detail engineering design.” Oleh karena itu, menurutnya, “perlu kajian/analisis lingkungan hidup strategis pada rencana di lokasi tersebut,” imbuhnya.

Sebelumnya, Gubernur Bali, Wayan Koster memilih tetap bungkam terkait penolakan tersebut.

Baca Juga:Saking Semangatnya Ngibing di Pesta Kesenian Bali, Nenek Ini Sampai Jatuh dari Panggung

Saat Suara.com mencoba mewawancarai Koster, politisi PDIP itu tidak mau memberikan komentarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak