Masyarakat Pesisir Dan Nelayan di Lombok Tengah Diminta Tak Melaut Saat Supermoon

Hal ini agar bisa mengantisipasi dini dan menyesuaikan kegiatan operasional penangkapan di laut.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 15 Juni 2022 | 13:52 WIB
Masyarakat Pesisir Dan Nelayan di Lombok Tengah Diminta Tak Melaut Saat Supermoon
Supermoon. [Pixabay/Kelvin Stuttard]

SuaraBali.id - Nelayan atau masyarakat yang berada di pesisir pantai untuk mewaspadai fenomena supermoon dan potensi gelombang tinggi yang terjadi. Dalam periode ini dianjurkan supaya tidak pergi melaut.

Imbauan ini disampaikan oleh Pemerintah Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Kondisi gelombang tinggi ini penting disampaikan kepada masyarakat untuk berhati-hati dampak gelombang tinggi yang terjadi," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Lombok Tengah M Kamrin, Rabu (15/6/2022).

Ia pun meminta nelayan agar mengikuti informasi dari BMKG terkait prediksi gelombang laut setiap harinya maupun dampak fenomena supermoon tersebut.

Baca Juga:Kapal Cepat Lombok-Bali Hubungkan Senggigi Dan Nusa Penida Berpotensi Hidupkan Pariwisata

Hal ini agar bisa mengantisipasi dini dan menyesuaikan kegiatan operasional penangkapan di laut.

"Intinya kita harapkan para nelayan kita mampu beradaptasi dengan kondisi ini serta kita harapkan agar setiap turun melaut terap mempersiapkan alat pengaman sebagai antisipasi terjadi masalah atau kecelakaan laut," katanya.

Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan wilayah NTB berpotensi diterjang banjir pesisir atau banjir rob, berdasarkan pantauan dari data water level dan prediksi pasang surut.

"Banjir pesisir (rob) tersebut mulai 11 sampai 23 Juni 2022," katanya.

Menurut BMKG, saat ini Indonesia masuk fase pasang air laut tertinggi yang menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang air laut.

Baca Juga:Belasan SD Rusak di Lombok Tengah Dijanjikan Pemda Untuk Diperbaiki, Tapi Bukan Perbaikan Total

Selain itu juga terdapat fenomena Super Full Moon yaitu, fase bulan purnama pada 14 Juni 2022, sehingga di beberapa wilayah di Indonesia berpotensi banjir rob.

Berdasarkan citra Satelit Altimetri, tinggi muka air laut menunjukkan adanya anomali positif yang berpotensi menyebabkan banjir pesisir lebih tinggi.

"Untuk masyarakat yang tinggal di pesisir Pantai dan yang beraktivitas untuk tetap waspada dampak gelombang tinggi yang terjadi di wilayah NTB khususnya," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, Lombok Nur Siti Zulaichah. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini