SuaraBali.id - Sebuah postingan di TikTok sempat viral menceritakan tentang pengalaman pembeli di Pasar Kedonganan, Jimbaran, Bali. Pembeli tersebut menduga harga ikan di Pasar Kedonganan telah dinaikkan dari harga sebenarnya.
Menanggapi hal itu Bendesa Adat Kedonganan, I Wayan Mertha menjelaskan kronologis singkat dan penjelasan sebenarnya.
Menurutnya saat itu di momen libur Idul Fitri, ada salah satu pengunjung ingin menikmati sea food kemudian membeli di pasar Kedonganan
Namun karena Idul Fitri, suplai ikan di Pasar tersebut menjadi jarang. Begitupun suplai pedagang ikan dari Jawa tidak ada yang datang sehingga terjadilah kelangkaan.
Baca Juga:BREAKING NEWS : KMP Trisila Bakti 2 Bertabrakan Dengan KMP Gerbang Samudera di Selat Bali
Dan yang terjadi saat itu di Pasar Kedonganan, banyak kafe yang tidak mendapat pasokan ikan. Tak pelak harga saat itu pun tidak terkendali.
"Pada saat itu pengunjung tersebut ingin membeli Lobster dan Kepiting hidup kalau harga normal biasanya Rp280 sampai Rp300 ribu per kilo. Namun pada saat itu harga per kilo Rp350 ribu artinya memang karena langka dan permintaan yang tinggi," paparnya saat dikonfirmasi beritabali.com -jaringan suara.com, Jumat (13/5/2022) di Badung.
Karena mahal pengunjung tersebut merasa harga tersebut dinaikkan.
Tapi karena pada saat itu juga kafe-kafe mengalami kelangkaan stok ikan. Jadi, kata dia, berapapun harga pasti dibeli.
"Jadi hal ini murni transaksi antara pembeli dengan pedagang jadi tidak ada upaya kesengajaan untuk menaikkan harga, ini memang barang yang langka. Kondisi tersebut biasa bila barang langka pasti harga naik," cetusnya.
Baca Juga:Diduga Depresi Masalah Keluarga, Remaja 19 Tahun di Denpasar Terjebak di Plafon Tetangga
Selanjutnya soal pembeli yang membeli udang panggang di Kafe. Menurut pembeli tersebut udang sebelum dipanggang besar-besar setelah dipanggang menjadi kecil-kecil.
"Menurut saya mungkin ada 2 kemungkinan, pertama mungkin barangnya tertukar karena padatnya pengunjung. Kemungkinan yang kedua biasanya kalau udang dipanggang atau dibelah pasti akan mengkerut dan hal ini mungkin juga hal yang biasa," paparnya.
Ia pun menyangkan hal itu sampai diunggah dan menjadi ramai di media sosial. Seharusnya, keluhan itu diarahkan ke kafe tersebut.
"Saya hormati konsumen namun sangat disayangkan kenapa pengunjung tidak melihat kondisi pada saat itu. Jika dia berbelanja sekarang mungkin lebih murah karena pedagang sudah datang dan barang sudah banyak tersedia segingga lebih murah," sebutnya.
Terkait hal ini, pihaknya melakukan sejumlah upaya yaknii meminta kepada kepala pasar agar dapat bertemu dengan pedagang untuk diberikan pembinaan agar tidak mengambil kesempatan menaikkan harga semena-mena. Sehingga, kemudian tidak merusak citra Kedonganan.
Yang kedua, ia meminta Ketua Pengelola kawasan untuk bertemu dengan pengelola kafe yang memberikan jasa panggang untuk berusaha memberikan pelayanan yang baik.