SuaraBali.id - Kenaikan harga minyak goreng yang melonjak tentu berdampak pada usaha kecil, terkhusus usaha kuliner di Bali.
Hal ini karena dalam proses pengolahan sebagian besar menggunakan minyak goreng sebagai kebutuhan utama. Salah satu pedagang lalapan di daerah Dalung Permai, Jalan Raya Padang Luwih, Kerobokan Kaja, Badung, Airlanga juga mengeluhkan akan hal ini.
Pedagang lalapan ini sangat mengeluhkan kenaikan minyak goreng yang signifikan. Terlebih sebagian proses pengolahan sangat membutuhkan minyak goreng mulai menggoreng sambal, bumbu hingga daging ayamnya.
"Tentu, kenaikan minyak goreng sangat luar biasa sekali. Bahkan, berpengaruh sangat signifikan sekali. Dari lima tahun lamanya berjualan lalapan baru tahun ini merasakan kenaikan harga minyak goreng signifikan sekali," jelasnya, Jumat (22/4/2022).
Ia mengatakan penggunaan rata-rata minyak goreng per harinya sebanyak 4 liter sekali pakai atau sekali menggelar dagangan.
Kenaikan harga minyak goreng ini tentu membuat modalnya untuk membeli bahan lumayan tinggi.
"Jika 4 liter dulu total modal membeli minyaknya mencapai Rp70 ribuan sedangkan, saat ini menjadi Rp100 ribuan 4 liternya atau dua kali lipat harganya," katanya.
Kendati harga minyak goreng naik, ia mengaku harga per porsi menu lalapan yang ditawarkan tidak mungkin dinaikkan dalam kondisi saat ini.
"Untuk harga kami tetapkan seperti sebelum terjadi kenaikan harga minyak goreng karena tidak mungkin dinaikkan di tengah kondisi ekonomi belum stabil seperti saat ini. Sangat kasihan sekali yang berbelanja atau langganan saya," ucapnya.
Menurutnya taka da cara lain selain tetap bertahan sehingga saat ini sudah sangat disyukuri sekali. Istilahnya cukup dapat memutar modal saja dulu.
Pedagang lalapan ini berharap pemerintah dapat cepat menangani harga minyak goreng ini agar kembali normal.
"Setidaknya Pemerintah dapat turun sesekali melihat secara langsung ke bawah. Karena, sangat berdampak sekali kenaikan harga minyak goreng tersebut. Khususnya bagi para pedagang kecil atau usaha yang bergantung dengan minyak goreng," ungkapnya.
Akibat harga minyak goreng yang belum stabil akhirnya membuatnya malah merugi berjualan.
"Ya, dapat dikata norok lah," pungkasnya.