SuaraBali.id - Meninggalnya Letnan Dua Cpm I Kadek Suhardiyana dalam kecelakaan di Merauke, Papua membawa kesedihan bagi keluarganya yang tinggal di Denpasar. Si bungsu itu kini tinggal jasanya yang terkenang.
Pakaian dinas lengkap loreng tentaranya kini menjadi barang bukti kerja keras Letnan Dua Cpm I Kadek Suhardiyana yang sukses meraih cita-cita berkarier menjadi TNI membahagiakan kedua orang tua.
Ratapan tangis keluarga tak terbendung saat kedatangan jenazah Kadek di rumah duka Jalan Dam Peraupan, Banjar Umadesa, Peguyangan Kaja, Denpasar Utara, Denpasar, Bali, pada Rabu (13/4/2022).
Karangan bunga ucapan belasungkawa dari para pejabat TNI pun tampak berjajar di sekitar kediaman keluarga almarhum Kadek.
Hanya sang paman, I Nyoman Sagra Jaya yang tampak tegar. Ia masih mampu meladeni pertanyaan para wartawan tentang sosok Kadek di mata keluarga.
Hentakan kaki tentara, pasang sangkur senjata menyambut peti jenazah yang di dalamnya terdapat KASAD sang Perwira Pertama (Pama) Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad).
Kadek baru saja menyelesaikan pendidikannya tahun 2019 lalu, dan ditempatkan di Papua. Sekitar sepekan yang lalu Kadek bertugas di Detasemen Polisi Militer Merauke Papua.
Almarhum Kadek merupakan salah satu korban meninggal dunia dalam insiden kecelakaan lalu lintas tunggal di KM 3 Jalan Trans Papua Kabupaten Merauke menuju Distrik Sota. Tak hanya Kadek, seorang jurnalis Metro TV juga menjadi korban dalam kecelakaan nahas ini.
Dalam peristiwa nahas itu, nyawa Kadek tak tertolong meski sempat dilarikan ke Rumah Sakit.
Kini hanya bingkai foto berwibawa sang putra tercinta yang menemani kedua orang tua Kadek. Ia gugur dan pulang ke Bali tanpa nyawa.
Sang ibu pun mencium foto Kadek setibanya di Bale Dangin rumah duka. Ia tak kuasa membendung air matanya.
Di rumah duka juga dilakukan sebuah Upacara Persemayaman Militer yang dilanjutkan dengan penyerahan jenazah kepada pihak keluarga.
Paman Kadek, I Nyoman Sagra Jaya menyampaikan bahwa Kadek merupakan sosok yang begitu rajin belajar demi meraih cita-cita sebagai seorang TNI.
Orang tua yang kini mantan pekerja hotel dan pelaku usaha laundry berhasil membesarkan kedua putranya menjadi TNI.
Keluarga besar almarhum Kadek juga berkarier militer menjadi TNI, hal ini menambah semangat Kadek dalam meraih cita-citanya menjadi TNI. Dan berhasil lulus pendidikan TNI pada tahun 2019.
Usianya masih 25 tahun, Kadek menjadi kebanggaan keluarga. Hingga akhir hidupnya almarhum belum berkeluarga.
"Sosok almarhum, pendiam rajin belajar pernah menyampaikan senang belajar, memang bercita-cita jadi TNI. Memang keluarga besar TNI, kakak kandungnya TNI di Malang, Pamannya, Misannya juga tentara, tapi kalau orang tuanya swasta," beber Nyoman.
Saat kabar duka tiba, keluarga begitu tak menyangka. Kabar duka pertama kali datang dari satuan Denpom Merauke yang mengabarkan bahwa Kadek meninggal dunia saat bertugas pengamanan.
Padahal sesaat sebelumnya, Kadek berkomunikasi dengan keluarga di rumah dan menyampaikan pesan bahwa dirinya hendak bertugas pengamanan. Namun tak disangka tugas itu menjadi akhir tugas Kadek di dunia.
"Komunikasi dengan keluarga masih, terakhir sore kalau tidak salah sekitar pukul 17.00 Wita. Almarhum bilang ada Penugasan pam, bapak ibu beliau menjawab yaudah hati-hati, itu komunikasi terakhir sebelum kabar duka tiba," ungkap sang paman.
Pada kesempatan yang sama, di rumah duka, Wadanpomdam IX/ Udayana Letkol Cpm Erwien FS bertindak selaku Inspektur Upacara Persemayaman Militer. Letkol Erwien menuturkan bahwa setelah persemayaman ini selanjutnya jenazah Kadek akan dilakukan pengabenan oleh pihak keluarga pada 21 April 2022 mendatang.
"Jenazah alm Cpm Kadek diserahkan kepada pihak keluarga disemayamkan di rumah duka pihak keluarga. Nanti ada acara pengabenan rencana tanggal 21 April nanti," bebernya.
Kontributor Bali : Yosef Rian