SuaraBali.id - Evakuasi bangkai paus di Pantai Pasut, Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Bali yang direncanakan pada Senin, (21/2/2022) urung dilaksanakan. Gagalnya evakuasi ini lantaran petugas terkendala alat berat untuk mengevakuasinya.
Proses evakuasi tersebut awalnya hendak dilakukan penguburan secara manual. Prosesnya dengan melibatkan nelayan hingga petugas di Tabanan, akan tetapi ukuran paus yang besar yaitu sekitar 8 meter menyulitkan proses evakuasi.
Dan kini bau busuk sudah tercium dari jarak beberapa meter.
“Rencana besok (Selasa – red), masih menunggu informasi alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum,” kata Kepala Pelaksanan BPBD Tabanan I Nyoman Sri Nadha Giri.
Cuaca yang terus huja sejak kemarin menyulitkan petugas, padahal BPBD Tabanan sudah membawa dua mesin pemotong pohon yang disiapkan untuk memotong bangkai paus.
“Cuaca juga hujan, kondisi tidak bagus bagi staf,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Perikanan Tabanan, I Kade Artina juga mengungkapkan hal yang sama. Diperlukan alat berat untuk evakuasi.
Sementara, alat berat Dinas Pekerjaan Umum Tabananmasih digunakan di Selemadeg Barat.
“Kami tunggu dulu informasinya,” ujarnya.
Dinas Perikanan Tabanan tidak berani memastikan jenis paus apa yang terdampar dalam kondisi sudah mati di Pantai Pasut. Hal itu karena tubuhnya sudah rusak dan busuk.
“Kami tidak bisa memastikan jenis paus apa,” ujarnya.
Sementara itu, terkait kematian biota laut ini, Artina menambahkan, kemungkinan besar karena kondisi alam yang merubah ekosistem di habitat hidup paus. Sehingga menyebabkan terpisah dari rombongannya dan terdampar lalu mati.
“Beberapa waktu lalu juga ada anak paus yang terdampar di Selemadeg Barat dan Dugong di pantai Sanur,” ujarnya.