Umat Hindu di Mataram Gelar Upacara Peneduh Jagat Untuk Menolak Bala

Tujuan ritual ini adalah sebagai penolak bala, pascabencana alam terjadi di beberapa tempat di Lombok atau NTB.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 02 Februari 2022 | 13:07 WIB
Umat Hindu di Mataram Gelar Upacara Peneduh Jagat Untuk Menolak Bala
Upacara Paneduh Jagat di Mataram, NTB, Selasa (1/2/2022) [Foto : Istimewa/beritabali.com]

SuaraBali.id - Umat Hindu di Kota Mataram, NTB menggelar upacara Ngesanga "Paneduh Jagat" dan "Nyepik Nyegara Kertih digelar di perempatan/simpang empat Cakranegara, Selasa (1/2/2022) pukul 14.00 WITA. Upacara ini dipuput 7 orang Sulinggih dengan tujuan menolak bala.

Inisiator dari karya Peneduh Jagat ini adalah Penglingsir Puri Agung Cakranegara dam menggunakan sarana Asu Blangbungkem (anjing bulu merah), Bawi (babi) Butuan, dan beberapa jenis unggas untuk Pencaruan (persembahan/kurban).

Tujuan ritual ini adalah sebagai penolak bala, pascabencana alam terjadi di beberapa tempat di Lombok atau NTB. Termasuk menolak bala yang ditimbulkan akibat pandemi COVID-19.

Dikutip dari beritabali.com – Jaringan Suara.com, Wakil Ketua Panitia upacara Peneduh Jagat, Ida Wayan Oka Santosa menerangkan, upacara mecaru yang diinisiasi Penglingsir Puri Agung Cakranegara yang diawali adanya paruman Sulinggih Siwa Budha se-pulau Lombok pada 14 Desember 2021 lalu.

Hasil dari paruman tersebut adalah keputusan, agar Puri Agung Cakranegara melaksanakan upacara Peneduh Jagat.

Latar belakangnya adalah bencana di wilayah Lombok yang sering terjadi bencana pada beberapa waktu lalu. Mulai dari gempa bumi, status gunung Rinjani yang sempat di level 2, bencana banjir hingga menelan 5 korban jiwa di Lombok Barat.

Serta kekhawatiran adanya coronavirus varian baru, Omicron yang sudah masuk NTB.

"Tujuan upacara mecaru peneduh Jagat ini sama seperti namanya, agar teduh, sejuk, tenang, damai, nyaman. Serta Jagat artinya alam semesta," jelas Ida Wayan Oka Santosa dari Geria Aron-aron Cakranegara ini.

Secara universal kata Ida Wayan Oka Santosa, tujuan upacara peneduh Jagat agar pulau Lombok khususnya dan NTB umumnya terhindar dari bencana alam dan pandemi penyakit.

Dipuput tiga Pedanda Budha dan empat Pedanda Siwa, upacara mecaru peneduh Jagat ini dimulai dari berbagai rangkaian.  Pencaruan besar Nawa Kepang ini pertama kali dilaksanakan di Lombok. Dengan tujuan khusus menghindari bencana alam dan pandemi.

"Dan pada hari ini Selasa (1/2) secara parsial kita sudah melakukan berbagai kegiatan. Mulai nuwur tirta di tengahin segara Loang Baloq,  Ampenan pada pagi hari dipuput Ida Pedanda juga.  Dan tirta sudah dituntun diadeg-kan di Surya," jelas Ida Wayan Oka.

Ngelungsur tirta di Pura Dalem dan Prajapati Karang Bangkong juga dilakukan pada pagi hari. Selama rangkaian upacara Peneduh Jagat berlangsung sejak beberapa hari lalu, mendapat pengawalan dan pengamanan pihak Kepolisian Sektor Cakranegara. Termasuk pengaturan lalu lintas, karena tempat upacara mengambil sebagian badan jalan.

Kapolsek Cakranegara, Kompol Mohammad Nasrullah menjelaskan, atensi pihak Kepolisian selama upacara Peneduh Jagat diberikan sejak awal rangkaian acara. Total 75 personil polisi diterjunkan untuk pengamanan.

"Kegiatan upacara ini kan ada di beberapa titik di banyak tempat. Dan pengamanan kita lakukan sejak awal rangkaian upacara. Dari mulai mengambil air(tirta) terus kita kawal ke Pura," ujar Kapolsek Nasrullah, ditemui di lokasi acara pencaruan berlangsung.

Yakni di perempatan depan Kantor Polsek Cakranegara. Kompol Nasrullah mengungkapkan, sejak awal rapat dengan panitia acara, hal paling penting ditekankan adalah protokol kesehatan selama acara  berlangsung. Sehingga jumlah peserta acara juga dibatasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini